Hasil Yang Diperoleh Dari Pekerjaan Sebagai Nelayan Adalah

Hasil Yang Diperoleh Dari Pekerjaan Sebagai Nelayan Adalah – Pekerjaan di situs kami diterbitkan di bawah lisensi Creative Commons BY-NC-ND, jadi Anda dapat menerbitkan ulang

Hadi

Hasil Yang Diperoleh Dari Pekerjaan Sebagai Nelayan Adalah – Pekerjaan di situs kami diterbitkan di bawah lisensi Creative Commons BY-NC-ND, jadi Anda dapat menerbitkan ulang artikel ini secara daring dan cetak. Berikut panduan sederhana kami:

Teriakan nelayan pesisir Pulau Banka melawan penambang timah demi hasil laut

Angin timur bertiup kencang , menghalau ombak menuju Pantai Teluk Pikat yang terletak di dekat Desa Matras, Kabupaten Bangka, Provinsi Pulau Bangka Belitung.

Suasana di Teluk Pikat tidak semeriah dulu. Deretan pondok pemancingan terbengkalai. Padahal tempat ini biasa dijadikan tempat berkumpulnya para nelayan kecamatan Matras. Hanya beberapa perahu yang bersandar di bibir pantai dan siap melaut. Salah satunya adalah Yaman (40), ketua kelompok nelayan di Matras.

“Musim angin timur ini sering menimbulkan badai dan gelombang besar. Nelayan di sini kebanyakan tidak melaut,” kata Yaman pada pertengahan Februari lalu sambil menyiapkan cumi-cumi yang ia gunakan sebagai umpan mancing.

Tikar berada di perairan terbuka langsung ke selatan. Laut Cina, dan sejak Oktober. Pada bulan-bulan tertentu, seperti bulan Maret, angin bertiup langsung ke utara Pulau Banka, menghantam pantai timur.

Namun, pada malam yang sama, Yaman harus melaut dan menantang ombak dan angin timur. , yang dikenal ganas di kalangan nelayan. Ombak sering memakan korban; warga sekitar, juga nelayan, tersapu badai laut.

“Paling tidak berlayar hari ini bisa dijadikan lauk pauk. Kalau banyak alhamdulillah bisa dijual,” dia berkata. Kali ini dia menuju terumbu karang di tengah Laut Matras, sekitar 4-5 kilometer dari bibir pantai.

Sekitar satu jam perjalanan, Yaman berhenti sejenak untuk mengecek tujuan. batu karang. Dia berbalik. Sambil menonton, ia menggunakan Gunung Matras setinggi 110 meter untuk menghafal titik batu. Yaman segera menjatuhkan jangkar perahunya.

Tak lama kemudian tali pancing Yaman sedikit menegang, yang menjadi tanda bahwa ikan telah mengambil umpan.

“Alhamdulillah saya dapat,” ujarnya.

Seekor kerrisi redfish seukuran dua jempol berhasil diangkat. Ikan lain seperti yellowfin, sea bass dan ikan karang lainnya ditangkap setelah keris, yang tidak melebihi lima burayak pada orang dewasa. Jangkau lima atau lebih jari orang dewasa. Namun dalam 10 tahun terakhir, ukuran ikan di sini kecil. Jumlahnya juga menurun,” kata Yaman.

Sekitar dua kilogram ikan tiba di Yaman hari itu. Ia harus pulang lebih awal karena awan hitam mulai menyelimuti langit.Sesampainya di rumah, mata Yaman teralihkan dari empat KIP yang beroperasi di kejauhan. Kasur kapal sibuk menyedot pasir timah dari kedalaman laut. Kapal tidak sampai dua mil dari pantai.

“Untungnya arusnya kuat, kalau tidak lumpur di KIP biasanya mengeruhkan air di sekitar matras. Kalau begitu, kita harus pergi lebih jauh ke laut, “kata Yaman sambil mempercepat perahunya menuju darat. Semuanya dimulai pada tahun 1970-an atau era Orde Baru. Orang tua Yaman melihat Matta mulai menggali air.

“Kisah orang tua saya menunjukkan bahwa kapal keruk mulai memasuki daerah tersebut sekitar tahun 1970-an. Namun tidak ada warga sekitar yang berani protes. Dampaknya belum terasa karena hanya ada satu atau dua kapal keruk,” kata Yaman.

p>

Penambangan di Matras sempat terhenti pada 1990-an, namun produksi dilanjutkan pada awal 2000-an.

Dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan tersebut sering dilakukan. Ditopang oleh penambang rakyat, mereka biasanya menggunakan ponton yang terbuat dari drum besar dan rangkaian rakit kayu mirip rakit, dan harus menyelam mengarahkan selang untuk menyedot timah dari dasar laut.Air pada 2015. Seperti yang diingat Yaman, pada saat itu hanya ada sedikit Kip yang masuk, tetapi mereka terus tumbuh lebih kuat dari waktu ke waktu.

Tidak seperti ranjau manusia, mereka masih bisa mengeluarkannya. KIP membawa sejarah panjang dalam perjuangan warga Matras menyelamatkan lautnya hingga kini di kantor Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akhir Desember 2015. Aksi ini didukung ratusan warga dan nelayan terdampak. , dimulai dari tiga wilayah yaitu Tepi Selatan, Banka dan Tepi Barat.

Unit namun tindakan ini tidak memberikan hasil yang memuaskan. . Telah dikonfirmasi bahwa protes akan berlanjut hingga 2021. -terdakwa-kip-destruction-dihukum-6-bulan-penjara/”>enam bulan penjara karena merusak KIP PT Citra Bangka Lestari saat aksi protes yang berujung kerusuhan Juli lalu. Baik itu saya di lokasi, di kantor pengalengan (milik PT. Timah Tbk), bahkan di kantor gubernur. Namun, respon pemerintah adalah KIP tetap beroperasi dan laut telah rusak,” kata Yaman.

Pembuatan Seluruh Zona

> Referensi Ketentuan Daerah Rencana Zonasi Perairan dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Tahun 2020-2040 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kecamatan Laut Matras, Tanjung Batu , Bedukang hingga Deniang Wilayah pertambangan seluas 9.666,6 hektar.

Area pertambangan seluas 558,9 hektar, yang meliputi wilayah Perairan Matras, Rambak, Teluk Uber, Tanjung Pesona, Tikus, Tikus Mas dan kawasan wisatanya berada di sisi kawasan pertambangan, Rebo, Tanjung Ratu, Badu Bedaun dan sekitarnya.

Di Purdy, air Matras sama sekali tidak ada cekungan resapan. Kenyataannya, ada sekitar tiga ribu penduduk yang sebagian besar sangat bergantung pada makanan laut.

“Melihat situasi saat ini, kami semakin bingung. Jelas bahwa pertambangan tidak dapat digabungkan dengan perikanan atau pariwisata. Karena jelas tambang itu merusak laut dan menghalangi pandangan,” kata Yaman. Seluruh wilayah pesisir Pulau Bangka.

Jumlahnya dibagi di antara mereka untuk menutupi wilayah seluas pantai utara 139.163,9 ha, pantai barat ha Dengan luas 65.933,8 hektar, pantai timur seluas 229.069 hektar dan pantai selatan seluas 89.329,4 hektar.

Jessics Director of Walhi Bangka Belitung Amundian mengatakan dampak penambangan di lepas pantai akan lebih buruk daripada di darat, akan menyebar ke seluruh wilayah pesisir pulau.

“Lautan dapat membawa limbah penambangan jauh ke hulu, yang pada akhirnya akan mempengaruhi daerah tangkapan para nelayan. Jadi jelas memiliki wilayah pertambangan yang bersebelahan dengan wilayah penangkapan ikan adalah dua hal yang bertolak belakang. Sehingga kajian terkait model arus laut perlu segera dilakukan,” kata Jessicas.>

“Saat itu air keruh, ikan menjauh dari pantai, jadi kami jelas mengesampingkan keberadaan zona produksi ini.” , kata Yaman.Laut di sekitar Toboali Warga bertanya mengapa kawasan itu termasuk ena menjadi tiga zona: turis, pertambangan dan memancing.

“Bagaimana? Di satu kawasan, pariwisata dan perikanan berbatasan langsung dengan tambang timah. Kalau tempat wisata itu tambang timah, pasti kotor. Selain berdampak pada nelayan, kami selalu menolaknya,” kata Johnny Jury, Ketua Persatuan Nelayan Batu Perahu di Tobola, kawasan Tepi Selatan. Zonasi tidak menjadi masalah. “Sepanjang arahan penggunaan ruang bersangkutan, juga diatur oleh peraturan zonasi yang relevan. Karena,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (18/3), memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan tertentu wilayah pertambangan p>

Pengumpulan data dari Walhi Bangka Belitung yang saat ini memiliki 326 izin untuk pertambangan (IUP) di provinsi ini, ditemukan 60 perusahaan yang memiliki total luas lahan 593.414,12 hektar, atau hampir setengah dari luas lahan Bangka Belitung sebesar 1,6 juta hektar, kepemilikannya lebih dari 90.000 hektar dan meluas hingga hampir seluruh perairan Bangka Belitung.PT Timah Tbk seluas 148.322 ha, PT Babel Tinindo seluas 96.693 ha dan PT Cirindo Mining Utama seluas 95.925 ha.Inilah ketiganya. mencatat bahwa sejak tahun 2017 hingga tahun 2020 sedikitnya 59 orang meninggal dunia akibat kecelakaan penambangan timah, didominasi oleh pemilik timah kecil (ilegal) di darat dan di laut. Tahun 2019 mencatat jumlah kematian tertinggi dengan 25 kematian, disusul tahun 2020 dengan 19 kematian. Standar Pencegahan, Pencemaran dan

Hasil Yang Diperoleh Dari Pekerjaan Sebagai Nelayan Adalah

Hadi

Seorang penulis artikel blog yang berbakat dengan kecintaan yang mendalam terhadap dunia tulis-menulis. Dilahirkan dan dibesarkan di kota kecil di Indonesia, Hadi menemukan hasratnya dalam menulis sejak usia muda.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar