Tanjidor Sebagai Sejenis Musik Disebut

Tanjidor Sebagai Sejenis Musik Disebut – Tanjidor berasal dari kata tanji dan bang. Tanji berarti memukul, dan bang adalah bunyi bang, bang, bang. Kedua kata

Hadi

Tanjidor Sebagai Sejenis Musik Disebut – Tanjidor berasal dari kata tanji dan bang. Tanji berarti memukul, dan bang adalah bunyi bang, bang, bang. Kedua kata ini digabungkan dalam tanjidor.

Alat musik ini sering digunakan pada acara pernikahan, khitanan dan prosesi. Berikut sejarah dan alat musik Tanguidor yang dikutip dari website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:

Tanjidor Sebagai Sejenis Musik Disebut

Menurut Ernst Heinz, seorang ahli musik Belanda yang melakukan penelitian tentang musik rakyat di pinggiran Jakarta pada tahun 1974, Tanguidor berasal dari budak yang memainkan musik untuk tuannya. Tanjidor juga merupakan kelompok budak selama hari-hari Perusahaan.

Alat Musik Tanjidor Yang Dimainkan Dengan Cara Dipukul Adalah

Dahulu para petinggi Belanda membangun vila di Cililitan Besar, Pondok Gede, Tanjung Timur, Ciseeng, dan Cimanggis. Beberapa budak tinggal di vila ini, dan semua budak ini memiliki kemampuan memainkan alat musik.

Budak memainkan alat musik dan menghibur tuan mereka di pesta dan pesta. Kemudian pada tahun 1860, perbudakan dihapuskan. Para budak yang dibebaskan pun berinisiatif mendirikan perkumpulan musik yang kemudian menjadi terkenal. Grup musik ini bernama Tanjidor.

Tanjidor tumbuh di daerah pinggiran Jakarta, Depok, Cibinong, Citeureup, Cileungsi, Jonggol, Parung, Bogor, Bekasi dan Tangerang. Di daerah-daerah tersebut ansambel Tanjidor biasanya membawakan lagu-lagu berjudul Batalyon, Kramton, Pisang, Delsi, Was Tak-tak, Welmes, Cakranegara. Meski berbahasa Betawi, judul lagunya adalah “A Taste of Holland”.

Lagu-lagu Tanjidor kemudian dikembangkan lagi yang membawakan lagu-lagu Betawi seperti Jali-Jali, Surilang, Sirih Kuning, Kicir-Kicir, Cente Manis, Stambul, Persi serta lagu-lagu sunda seperti Kang Haji, Sulanjana, Daun Pulus dll. lagu Tanjidor terus berkembang dan masih dimainkan hingga saat ini.

Fullbook Terampil Musik Smp & Mts

Dalam musik Tangidore, berbagai instrumen dimainkan. Instrumen termasuk alat musik tiup dan alat musik perkusi.

Alat musik tiup adalah klarinet, piston, trombon, dan terompet. Meskipun alat musik yang dimainkan adalah rebana (membran), simbal (alat musik perkusi) dan sidedrum (gendang), TANJIDOR merupakan kesenian tradisional Betawi yang berbentuk orkestra. Latihan kelompok seni musik ini banyak dipengaruhi oleh musik Eropa, terutama dalam penggunaan alat musik tiup. Sering disingkat tanji yang artinya memukul. Karena kendang yang dipukul-pukul-pukul, maka digabung menjadi tanjidor.

Asal usul tanjidor masih belum jelas. Paramita Rahayu Abdurachman dari Portugis bunga angin nusantara mengatakan itu mungkin berasal dari sisa-sisa budaya Islam; apakah Moro atau tempat lain. Kata “tanjidor” sendiri memiliki kemiripan dengan bahasa Portugis. Dalam bahasa Portugis, “tanger” berarti memainkan alat musik, dan “tangedor” (diucapkan tanjedor) berarti seseorang yang memainkan alat musik gesek di luar ruangan. Lalu ada “tangedores”, yang berarti band kuningan yang dimainkan selama parade militer atau prosesi keagamaan.

Meskipun sistem tangga nadanya juga diatonis, kesenian Portugis sangat berbeda dengan Tanguidor pada masyarakat Betawi. Tanguidor sebenarnya lebih didominasi oleh alat musik tiup.

Musik Tanjidor Sering Dipertunjukkan Untuk Mengiringi Kesenian Disebut

Hingga kini, keberadaan Tangier dikaitkan dengan kebiasaan para pejabat dan orang-orang kaya di Batavia (Jakarta) dan sekitarnya, yang menata meja di rumahnya dan dimainkan oleh para budaknya. Salah satunya adalah Augustijn Michiels atau lebih dikenal dengan Walikota Jantje, seorang tuan tanah di Citrap (Citeureup) Bogor. Mona Lohanda mengulas Mayor Janger dalam kata pengantar untuk Mayor Janger: Kisah Tuan Tanah Batavia Abad ke-19 oleh Johan Fabricius Peran dalam kebangkitan Tangidore.

Michiels memiliki beberapa band di rumah: band Eropa, marching band, band Tionghoa dan gamelan. Sebagai pemilik tanah, dia juga memiliki ratusan budak. Budak memiliki keterampilan, termasuk memainkan alat musik. Maka, 30 budak bergabung dengan Korps Papang Muziek (Het Muziek Corps der Papangers).

Musisi bertanggung jawab untuk menghibur Mayor Jantje di pesta dan jamuan makan. Mereka memainkan musik sambil mengantri di sekitar meja yang penuh dengan pelanggan. Ketika Michiels meninggal pada tahun 1833, keluarganya melelang 30 musisi budak dan alat musik mereka.

Setelah perbudakan dihapuskan, para budak yang dibebaskan dan bisa memainkan musik membentuk masyarakat musik yang dikenal sebagai Tanguidore. Mereka memainkan lagu-lagu Eropa untuk mengiringi bola, polka, pawai, kavaleri, dan lagu-lagu berbaris. Perlahan, mereka juga mulai memainkan lagu-lagu seperti Betawi, Melayu dll.

Mengenal Lebih Dekat Berbagai Alat Musik Betawi

Musik Tanjidor kemudian dikembangkan oleh masyarakat yang tinggal di daerah Bekasi, Depok, Tangerang, Bogor, dan Karawang. Sebagian besar pemain berasal dari luar Jakarta. Pada zaman dahulu, para penabuh tanquidur tidak menyangka akan mencari nafkah dari tangidur. Kebanyakan dari mereka adalah petani. Saat musim bercocok tanam, mereka menggantungkan alat musik di dalam rumah. Namun setelah panen, mereka datang ke Jakarta untuk bernyanyi atau memeriahkan pesta pernikahan, prosesi pengantin, khitanan, perayaan Imlek dan Cap Co Meh.

Grup musik Tanjidor biasanya terdiri dari 7-10 orang yang memainkan repertoar lagu diatonis maupun lagu dengan nada pelog atau bahkan slendro. Lagu yang dibawakan antara lain Batalion, Kramton, Pisang, Delsi, Was Tak-tak, Welmes, Cakranegara, Jali-Jali, Surilang, Sirih Kuning, Kicir-Kicir dan Cente Manis.

Dalam pementasan, kelompok tanjidor biasanya mengikuti suatu pola. Mereka memulai permainan dengan pawai dan waltz. Baru setelah itu mereka mulai memainkan jenis lagu lain: lagu Betawi atau gambang kramong, lagu Sunda (jaipongan), lagu Melayu, bahkan lagu dangdut.

Kesenian Tanjidor dapat secara fleksibel disesuaikan dengan kesenian lain. Sebagaimana tertuang dalam buku Wajah Wisata Jawa Barat, adaptasi ini memunculkan bentuk-bentuk kesenian baru seperti jikres (orkestra tanjidor), jinong (tanji-lenong), bajidoran (tanjidor dengan bahasa Sunda), tanji godot (tanjidor plus biola) dan cello) dan Gibbon (memainkan topeng gitar). Adaptasi itu juga membutuhkan tanjidor untuk melengkapi instrumentasinya.

Alat Musik Tradisional Provinsi Jakarta

Sebagai ansambel, Tanguidor terdiri dari klarinet (kuningan), piston (kuningan), trombone (kuningan), saksofon tenor (kuningan), saksofon bass (kuningan), drum (pipa membran), simbal (alat musik perkusi) dan drum.

Klarinet, terkadang disebut seruling, klarinet, atau seruling, menghasilkan nada rendah dan tinggi. Terompet sering disebut sebagai piston; menunjuk piston terompet yang dipijat dengan jari untuk mendapatkan catatan. Trombone memiliki pipa beresonansi panjang yang dapat dipersingkat atau diperpanjang untuk mendapatkan suara yang diinginkan – maka nama umum mereka.

Alat musik lainnya adalah tenor tuba, atau disingkat tenor, bahkan ada yang menyebutnya tenor jongkok karena biasanya dimainkan di pangkuan pemainnya, sehingga alat musik tersebut terlihat seperti orang jongkok. Ada bass tuba, sering disebut bass, bombardon, atau bass selendang, karena alat musik ini dibawa seperti orang dengan selendang di pundaknya.

Instrumen lainnya adalah perkusi. Ada snare drum yang dimainkan dengan cara memukul membran dengan dua palu. Ada gendang besar atau kibasan yang dimainkan dengan satu tangan di salah satu sisi membran dengan tongkat kayu dengan cincin dari kain lembut di kepala. Pegang simbal di tangan yang lain dan kocok ke simbal lain yang ditempatkan di atas kick drum. Gendang kulit atau kecapi selaput yang dikencangkan dan dipukul dengan tangan atau tongkat. Itu juga dilakukan dengan segitiga. Indonesia memiliki beragam budaya yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Sebut saja tarian tradisional dengan alat musik khas daerah masing-masing. Salah satu keunikan budaya Indonesia terdapat pada alat musik Betawi.

Pas Seni Budaya Kelas 8 Sem 2 2021 Worksheet

Alat musik Betawi sering terlihat di berbagai acara seperti pementasan Lenong, pementasan ondel-ondel, dll. Nada dan ritme yang unik membuat alat musik Betawi mudah diingat oleh masyarakat luas.

Diadaptasi dari Album Alat Musik Tradisional terbitan Direktorat Jenderal Kebudayaan (Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat), keberadaan alat musik Betawi tidak terlepas dari penyelenggaraan seni pertunjukan.

Selain pertunjukan Lenong dan Ondel-ondel, alat musik Betawi juga dapat ditemui di berbagai pertunjukan lainnya. Misalnya Topeng Betawi atau Ronggeng Betawi, Tari Betawi, Gambang Kromong dan Wayang Betawi.

Masing-masing seni pertunjukan ini dilengkapi dengan seperangkat alat musik untuk mengiringi pertunjukan. Selain itu, pertunjukan diiringi oleh penyanyi atau penyanyi gamelan Jawa.

Rangkuman Seni Musik Kelas Iv Semester I

Instrumen Betawi dalam pertunjukan Tanjidor. Sumber: Kategori 5 Buku Pendidikan Lingkungan Hidup dan Budaya Jakarta karya Sunarto dkk.

Dalam pertunjukan topeng atau rongheng Betawi, alat musik yang digunakan antara lain kendang besar dan kecil, gambang, biola, kramong, kecrek, saron gong dan toktok. Umumnya alat musik ini dimainkan oleh delapan orang atau lebih.

Seperangkat alat musik yang digunakan khusus untuk pertunjukan tari Betawi disebut Sambra. Instrumen yang dipengaruhi oleh gaya musik Melayu sebagian besar adalah instrumen Barat.

Misalnya organ, drum, gitar, bass, dan biola. Selain itu, alat musik Betawi juga dipengaruhi oleh budaya Tionghoa, seperti tehyan, kongahyan, dan shukong.

Jenis Alat Musik Bali Yang Perlu Kamu Ketahui

Wayang Betawi dipentaskan dengan seperangkat alat gamelan yang terdiri dari gendang, terompet, biola, kenong, gong, perkusi, demung dan saron.

Selain beberapa alat musik tradisional tersebut di atas, masyarakat Betawi juga memiliki seni pertunjukan musik yang kaya nilai budaya, yaitu Tangidor. Mengutip buku Pendidikan Lingkungan Hidup dan Budaya Jakarta Kelas 5 edisi Sunarto dkk, musik Tanjidor merupakan orkestra musik rakyat Betawi yang berasal dari budaya Portugis.

Menurut catatan sejarah, Portugis tiba di wilayah Betawi antara abad ke-14 dan ke-16. Dengan demikian, nama orkestra, tanjidor, berasal dari kata Portugis, tangedor, yang berarti ansambel senar.

Nilai-nilai yang tertanam dalam musik Tangidore antara lain nilai persatuan dan semangat pelestarian serta kecintaan terhadap kesenian rakyat Betawi. Secara umum, instrumen danguido dapat dibagi menjadi:

Tanji, Kesenian Karawang Yang Hampir Punah

Hadi

Seorang penulis artikel blog yang berbakat dengan kecintaan yang mendalam terhadap dunia tulis-menulis. Dilahirkan dan dibesarkan di kota kecil di Indonesia, Hadi menemukan hasratnya dalam menulis sejak usia muda.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar