17 April 2022 Puasa ke Berapa? Jauhkan Hal-Hal Ini saat Berpuasa

Besok, Minggu, 17 April 2022, umat Islam akan berpuasa pada hari ke-15 Ramadhan. Selama berpuasa kita harus menghindari hal-hal yang membatalkan puasa. Selain itu, ada juga

Hadi

Besok, Minggu, 17 April 2022, umat Islam akan berpuasa pada hari ke-15 Ramadhan. Selama berpuasa kita harus menghindari hal-hal yang membatalkan puasa.

Selain itu, ada juga hal yang harus dihindari saat berpuasa. Hal-hal yang harus dihindari saat berpuasa

  1. Berkumur atau istinsyaq berlebihan
  2. Mencium istrimu di siang hari ketika kamu tidak bisa menahan nafsumu
  3. Berbohong
  4. Fitnah
  5. Kata kotor
  6. Berkelahi
  7. Mengganggu orang lain dan perbuatan lain yang tidak sesuai dengan ajaran Islam

Hal-hal yang membatalkan puasa

Mengutip dari Buku Panduan Praktis Islam, berikut ini adalah hal-hal yang membatalkan puasa:

  1. makan, minum dan merokok
  2. melakukan hubungan seksual dengan suami dan istri sebelum berbuka puasa
  3. muntah dengan sengaja
  4. Sengaja mengeluarkan mani atau sperma

Membaca Niat Sahur dan Berbuka Puasa

Bacaan niat sahur

Pembacaan niat puasa dilakukan sebelum puasa atau dibacakan pada malam hari setelah tarawih.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

“Nawaitu shauma ghodin ‘an adaa’i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta’aalaa.”

Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di Bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta’aala.

Bacaan untuk berbuka puasa

Selain itu, sebelum berbuka puasa, umat Islam juga wajib membaca doa berbuka puasa sebagai berikut:

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

“Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin.”

Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka, dia akan berkata: Haus telah hilang, urat-urat basah, dan Allah Maha Kuat.

Nabi Muhammad SAW membaca saat berbuka puasa: Dzahabaz dzama-u, Wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insya Allah

Artinya : “Haus hilang, urat-uratnya lembab, dan dituai pahalanya, insya Allah.”

Hukum puasa di bulan Ramadhan

1. Orang yang Wajib Berpuasa

Puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib bagi umat Islam. Wajib berarti harus dilakukan, karena akan mendapat pahala, dan jika tidak dilakukan, akan menjadi dosa.

Sudah jelas disampaikan dalam Al-Qur’an:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajib kan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajib kan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. al-Baqarah (2): 183].

2. Orang yang tidak wajib berpuasa

Orang yang tidak wajib puasa Ramadhan dan diwajibkan berpuasa di luar bulan Ramadhan adalah wanita yang mengalami haid dan melahirkan di bulan Ramadhan.

Para ulama sepakat bahwa hukum kelahiran dalam kaitannya dengan puasa sama dengan haid.

Para ulama telah sepakat bahwa hukum nifas dalam hal puasa sama dengan haid.

“Aisyah r.a. berkata: Kami pernah kedatangan hal itu [haid], maka kami diperintahkan mengqadla puasa dan tidak diperintahkan mengqadla shalat.” (HR. Muslim)

3. Orang yang diberikan keringanan karena tidak berpuasa

Orang-orang yang diberikan keringanan (dispensasi) karena tidak berpuasa dan yang diwajibkan mengubah puasanya di luar bulan Ramadhan (mengqadla):

  • Sakit biasa di bulan Ramadhan.
  • Orang yang melakukan perjalanan (musafir).

4. Orang yang Boleh Meninggalkan Puasa Diganti Fidyah

Orang yang bisa meninggalkan puasa dan menggantinya dengan fidyah 1 mud (0,6 kg) atau lebih makanan pokok setiap hari.

Orang yang tidak bisa berpuasa, misalnya:

  • Orang yang sakit kronis dan menahun
  • Wanita hamil.
  • Wanita menyusui.

Semoga puasa kita di tahun ini mendapatkan keberkahan dan diampuni segaal dosa-dosa kita yang lalu.

Hadi

Seorang penulis artikel blog yang berbakat dengan kecintaan yang mendalam terhadap dunia tulis-menulis. Dilahirkan dan dibesarkan di kota kecil di Indonesia, Hadi menemukan hasratnya dalam menulis sejak usia muda.

Related Post