Sebutkan Dua Saja Keuntungan Dari Hidup Sederhana

Sebutkan Dua Saja Keuntungan Dari Hidup Sederhana – Perikanan skala kecil di Indonesia memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Sebagai negara

Hadi

Sebutkan Dua Saja Keuntungan Dari Hidup Sederhana – Perikanan skala kecil di Indonesia memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Sebagai negara dengan potensi sumber daya perikanan yang luar biasa, kegiatan penangkapan ikan di Indonesia didominasi oleh nelayan skala kecil. Lebih dari 90% nelayan Indonesia adalah nelayan skala kecil yang menangkap ikan di wilayah pesisir. Ini merupakan peluang besar sekaligus tantangan untuk memperkuat usaha perikanan skala kecil agar lebih maju, mandiri dan berkelanjutan (siaran pers, September 2020). Perikanan skala kecil juga berperan penting dalam perekonomian baik secara makro maupun mikro. Dari segi sosial ekonomi, perikanan skala kecil memberikan mata pencaharian dan ketahanan pangan bagi nelayan skala kecil dan masyarakat lokal di wilayah pesisir yang sangat bergantung pada sumber daya perikanan laut (Wardono, et al. 2015).

Pada umumnya nelayan kecil dan masyarakat pesisir yang terlibat dalam kegiatan penangkapan ikan skala kecil memiliki model pengusahaan perikanan yang berwawasan sosial dan budaya yang berlaku di setiap daerah. Pendekatan ini dikenal dengan kearifan lokal atau local wisdom.

Sebutkan Dua Saja Keuntungan Dari Hidup Sederhana

Penangkapan ikan skala kecil diidentikkan dengan nelayan skala kecil. Pengertian nelayan kecil disebutkan dalam beberapa undang-undang, antara lain UU Perikanan 45/2009 yang mengacu pada nelayan kecil, yaitu masyarakat yang sarananya menunjang kebutuhan sehari-hari dengan bantuan kapal penangkap ikan dengan kapasitas kotor tidak lebih dari dari 5 (lima) ton. penangkapan ikan (G.T.). Kemudian UU Pemda 23/2014 yang mendefinisikan nelayan kecil yaitu nelayan masyarakat adat Indonesia yang menggunakan bahan dan alat tangkap tradisional, tidak memiliki izin usaha, tidak membayar pajak dan dapat menangkap ikan secara bebas di perairan. seluruh daerah penangkapan ikan. manajemen.. Wilayah Republik. Indonesia. Padahal, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pemancing, dan Petambak Garam yang baru saja disahkan, mendefinisikan nelayan kecil sebagai nelayan yang menangkap ikan untuk kebutuhan sehari-hari, yang tidak menggunakan kapal penangkap ikan atau pemilik usaha perikanan. kapal bekas. Ikan terbesar adalah 10 (sepuluh) gross ton (GT). Dengan demikian, penangkapan ikan skala kecil ditentukan berdasarkan karakteristik perikanan, karakteristik teknis kapal penangkap ikan dan karakteristik sosial ekonomi nelayan.

Pohon Bakau: Jenis, Ciri Ciri, Sebaran Dan Manfaatnya (2022)

Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada. Suku dan budaya yang berbeda hidup di sepanjang pantai, sehingga hampir setiap pantai di Indonesia memiliki adat istiadat yang beragam. Adat istiadat masyarakat pesisir yang didominasi oleh nelayan kecil dikenal sebagai kearifan lokal.

Berbagai bentuk kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam oleh nelayan kecil dan masyarakat pesisir antara lain Panglima Laot di Aceh. Panglima Laot sendiri bertugas menegakkan dan mengawasi ketentuan hukum adat dan adat maritim; Koordinasi dan pemantauan setiap upaya penangkapan ikan di laut; Menyelesaikan perselisihan/perselisihan antara nelayan atau anggota kelompoknya; pengelolaan dan penyelenggaraan upacara adat bahari; Menjaga/memastikan pohon pantai tidak ditebang; Ada lembaga penghubung antara nelayan dan pemerintah; dan meningkatkan taraf hidup nelayan pesisir (Puspita, 2017). Di Sulawesi Utara dikenal kata Eha Laut dan Mane’. Berikut aturan panen baik dari laut maupun dari darat. Manae adalah ritual memanen ikan dengan tali sami setelah satu tahun masa Eha Laut. Kedua tradisi tersebut telah dilakukan sejak zaman dahulu sebagai upaya melestarikan sumber daya alam dan melatih masyarakat untuk hidup bersama (Khoirunnisak dan Satria, 2016). Ada kearifan lokal di Munkar, Banyuwangi yang disebut “Pilih laut”. Pemilihan laut merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat nelayan Munkar atas rezeki dan keamanan yang diberikan Tuhan melalui alam, khususnya laut. Ritual kumpul laut dilakukan warga pesisir setahun sekali pada awal bulan Muharram atau awal bulan Surov (Setiawan, 2016). Ada Avik-Avik di Lombok Timur. Awik-awik pada dasarnya adalah politik lokal berupa norma tidak tertulis, hukum adat, aturan, pantangan dan larangan mengenai hubungan antarmasyarakat seperti perkawinan, pencurian, dan lain-lain. Di wilayah Lombok Timur, avik-avik ini telah diadopsi untuk pengelolaan perikanan pesisir (Indrasih, 2008 dalam Ayunda dan Anna, 2015). Sedangkan di Indonesia bagian timur, khususnya di Maluku dan Papua, kearifan lokal yang ada dikenal dengan sebutan sasi.

Sasi adalah pola pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan oleh masyarakat tradisional/adat yang bervariasi menurut sumber daya atau wilayah tertentu dan sistem kepercayaan. Dalam pengelolaan sumber daya laut tradisional, sasi digunakan secara khusus, seperti di wilayah laut (petuanan laut), perairan pesisir (mati) atau daerah tempat orang melabuhkan perahu (labuhan), atau berdasarkan sasi lola. Wilayah ini ditentukan dan di bawah kendali desa atau kelompok sosial tertentu. Pada upacara pemasangan sasi, pemuka agama mengumumkan batas-batas laut dan sumber daya laut kawasan tersebut sesuai aturan sasi. Tidak hanya sumber daya yang diatur, tetapi juga alat tangkap yang digunakan untuk menangkap atau memanen. Dan bagi yang melanggar Sasi juga akan dikenakan sanksi (Adhuri, 2013).

Model pengelolaan Sasi ini sangat efektif dalam menjaga kelestarian sumber daya alam. Selain itu, model pengelolaan Sasi ini sesuai dengan hukum positif Indonesia yaitu UU Perikanan 31 Tahun 2004, UU Kehutanan No. 41 dan UU 1999. 23 Tahun 1997 “Pengelolaan Lingkungan Hidup” (Hakim dan Nurizka, 2008). Di Kepulauan Ke, 94,2% percaya bahwa bass laut adalah alat yang paling efektif untuk melindungi lingkungan laut. Beberapa alasan keberlanjutan di balik perlindungan Kawasan Laut Sasi di Kepulauan Caye antara lain perlindungan lingkungan sebagai alasan utama, diikuti oleh faktor sosial dan ekonomi (Bettaubun et al. 2019).

Pohon Kelapa: Klasifikasi, Ciri Ciri Dan Manfaat (up 2022)

Dalam pengelolaan kawasan konservasi laut daerah di Raja Ampat, masyarakat juga mengadopsi metode Sasi yang diwariskan secara turun-temurun. Langkah-langkah lingkungan telah lama diambil untuk melindungi sumber daya alam yang ada agar berkelanjutan. Chassis diakui oleh pemerintah. Untuk menginisiasi sektor konservasi, pemerintah, masyarakat dan LSM sedang mengembangkan kebijakan yang ditujukan untuk sistem yang berkelanjutan (Lestari dan Satria, 2015). Hal ini terlihat pada sebaran zona di Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat, dimana terdapat zona Sasi dan zona penangkapan ikan tradisional seluas 578.909 hektar atau 43,08% dari luas total. Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat (Dokumen RPZ Kepulauan Raja Ampat, 2019-2038).

Kakap umumnya diterapkan pada perikanan yang memiliki nilai ekonomi penting atau yang menjadi target konsumsi lokal. Sassi menyasar biota laut yang tersebar di perairan pantai (laut dangkal) dan biasanya banyak ditemukan atau berada di ekosistem alga, sehingga mudah dipantau dan dikendalikan.

Oleh karena itu, keberlangsungan ekosistem lamun juga menjadi perhatian kepemimpinan Sassi. Sedangkan pada perikanan skala kecil, peran ekosistem lamun adalah menyediakan sumberdaya ikan yang akan dimanfaatkan oleh nelayan sebagai daerah penangkapan ikan. Fungsi ekologi ekosistem lamun adalah sebagai tempat perlindungan bagi ikan, tempat mencari makan ikan dan tempat berkembang biak ikan dan biota laut lainnya (Arkham et al, 2015).

Biota laut yang menjadi sasaran sassy antara lain lola (Trochus niloticus), teripang (Holothuridae), batu batu (Turbo marmoratus) dan yapping yapping (Pinctada margaratifera). Sedangkan ikan Lompa dan ikan di desa Haruku, Maluku Tengah dan ikan Lalosi di desa Latuhalat, Pulau Ambon merupakan target utama biota yang aktif bergerak (Latukonsina, H. 2009). Di Desa Maloumkarta, Kecamatan Makbon, Kab. Sorong setuju untuk menggunakan bulu babi, termasuk lobster, teripang dan lobster (Lpspl Sorong, 2019). Dan di desa Kambalala dan Pulau Redwood, Caymana, Papua Barat, unsur sasi (Ngama) untuk biota tersebut adalah teripang (Sajafri dan Setiastuti, 2020).

Siklus Hidrologi: Pengertian, Proses, Jenis Dan Aktivitas Yang Merusak Siklus Air

Karena sistem sasi terbuka-tertutup, hal ini tentu akan mendukung kelestarian populasi biota yang masuk dalam target sasi. Hal ini terlihat dari 3 bulan hingga 3 tahun masa penutupan sassi, yang tentunya akan memungkinkan biota sassi untuk pulih selama masa tersebut. Sementara itu, masa molting yang hanya 3 sampai 14 hari akan membatasi jumlah biota yang dipanen untuk dimanfaatkan.

Dengan sistem buka-tutup, tidak hanya musim penangkapan ikan yang dikontrol, tetapi banyak peraturan tambahan yang berlaku, seperti batasan ukuran, jenis alat tangkap, dan metode akses ke daerah penangkapan ikan. Anda dapat membaca lebih lanjut tentang aturan penggunaan pada tabel di bawah ini.

Dengan model atau praktik pengelolaan perikanan berbasis kearifan lokal, Sasi dengan regulasi yang berbeda tentunya akan menjamin kelestarian stok sumber daya ikan. Namun praktik pengelolaan sasi ini juga memiliki potensi ancaman dari faktor internal seperti sumber daya manusia masyarakat maupun faktor eksternal seperti perkembangan ekonomi pasar komoditas ikan yang bernilai ekonomi penting.

Seiring waktu, penggunaan sumber daya alam di bawah model pengelolaan Saasi telah bergeser dari konteks budaya menjadi alasan ekonomi. Peristiwa itu terjadi di Desa Nolot, Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa banyak produk ikan yang bernilai ekonomis tunduk pada mekanisme pasar. Diperkenalkan sistem lelang, yaitu pengalihan hak pemanfaatan sumber daya pesisir dari penduduk setempat kepada pemilik modal melalui persaingan harga untuk memperoleh hak pakai dalam jangka waktu tertentu. Pemilik modal yang berprofesi sebagai pengusaha perikanan berupaya menggunakan sumber daya yang tidak terbatas untuk mendapatkan keuntungan dari pembelian hak panen bulu babi. Tidak hanya itu, karena pengaruh ekonomi pasar juga berpengaruh terhadap masa realisasi Sasi, sehingga masa penutupan Sasi dipersingkat, sebaliknya masa pembukaan diperpanjang, sehingga pemanfaatan secara maksimal. sumber daya tercapai. Keadaan ini dikhawatirkan akan menyebabkan penurunan stok sumber daya ikan di alam (Satria, 2019).

Fungsi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Begini Penjelasannya

Ancaman potensial ini juga dapat dilihat pada perubahan teknologi penangkapan ikan, yang sebelumnya penyelaman tombak tradisional pada kedalaman kurang dari 20 m, beralih ke penyelaman kompresor pada kedalaman yang jauh lebih besar, dan hilangnya mekanisme perlindungan sosial karena hilangnya penahanan. Sumber daya alam dikelola secara eksklusif oleh elit lokal untuk memaksimalkan keuntungan dari Buka Sasi (Patriana Ratna, et. al. 2016).

Selain itu

Hadi

Seorang penulis artikel blog yang berbakat dengan kecintaan yang mendalam terhadap dunia tulis-menulis. Dilahirkan dan dibesarkan di kota kecil di Indonesia, Hadi menemukan hasratnya dalam menulis sejak usia muda.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar