Mengapa Indonesia Harus Mampu Mengembangkan Sektor Kelautan

Mengapa Indonesia Harus Mampu Mengembangkan Sektor Kelautan – Agar sektor perikanan dapat benar-benar memaksimalkan kinerja ekspor, permasalahan klasik yaitu rendahnya daya saing produk, kualitas sumber

Hadi

Mengapa Indonesia Harus Mampu Mengembangkan Sektor Kelautan – Agar sektor perikanan dapat benar-benar memaksimalkan kinerja ekspor, permasalahan klasik yaitu rendahnya daya saing produk, kualitas sumber daya manusia, akses permodalan, akses pasar dan lingkungan usaha tetap ada. Dia segera berbicara.

Bisnis.com, Jakarta – Tahun 2018 menjadi catatan buruk kinerja perdagangan internasional Indonesia. Entah bagaimana defisit perdagangan Indonesia turun ke level terendah dalam sejarah.

Mengapa Indonesia Harus Mampu Mengembangkan Sektor Kelautan

Total pendapatan ekspor tahun lalu meningkat hanya $180,06 miliar, atau 6,65 persen, jauh dari target 11% yang ditetapkan pemerintah. Sedangkan nilai impor mencapai US$188,63 miliar, meningkat 20,15% dibanding tahun lalu. Akibatnya, defisit $8,57 miliar melampaui level terendah tahun 2013 sebesar $4,06 miliar.

Dari Pulau Terluar, Indonesia Ekspor Produk Perikanan Dan Kelautan

Berbagai argumen mengaitkan situasi ini dengan faktor eksternal seperti perlambatan pertumbuhan global dan dampak perang dagang antara China dan Amerika Serikat.

Namun jika kita ingin melihat lebih dalam, keadaan ini justru membuktikan bahwa kinerja perdagangan Indonesia belum optimal, terutama dalam hal ekspor.

Potensi ekspor Indonesia sebenarnya dapat menghasilkan kinerja perdagangan yang positif untuk mendorong pertumbuhan. Sayangnya, kinerja ekspor kita selama ini masih bergantung pada komoditas primer seperti minyak sawit mentah (CPO), bahan bakar mineral, serta migas yang jumlahnya sekitar 30% dari total nilai ekspor.

Memang dalam praktiknya, komoditas ini sangat sensitif terhadap koreksi kinerjanya akibat fluktuasi harga dan ketidakpastian permintaan internasional. Akibatnya, harga CPO turun tajam seperti tahun lalu, yang berdampak pada penurunan nilai ekspor CPO Indonesia sebesar -11,3%, dan nilai neraca perdagangan menjadi sangat lebar.

Universitas Hindu Indonesia

Hal ini menjadi perhatian serius untuk mulai fokus pada pengembangan sektor unggulan lain yang memiliki potensi besar untuk memaksimalkan kinerja ekspor.

Mulai tahun ini, pemerintah telah memilih delapan sektor industri yang akan menjadi andalan baru ekspor nasional, antara lain industri otomotif, sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), produk kimia, elektronik, manufaktur makanan dan minuman, permesinan, furnitur. industri dan perikanan.

Sektor perikanan merupakan salah satu dari delapan sektor yang masih sangat layak untuk dikembangkan dan memberikan nilai ekspor yang cukup besar.

Sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia, perikanan Indonesia sebenarnya sulit ditandingi. Sayangnya, kemungkinan ini belum banyak digunakan sejauh ini. Pada tahun 2016, pemanfaatan potensi lestari stok ikan di perairan laut Indonesia terealisasi dengan penangkapan hanya 49%, yaitu 6,11 juta ton ikan.

Tingkatkan Produksi Rumput Laut, Kkp Siapkan Tiga Strategi Jitu

Potensi pemanfaatan budidaya perikanan hanya 7% dari potensi lahan seluas 17,20 juta hektar, dengan hasil produksi 16,68 juta ton.

Diantara hasil tersebut, kontribusi terhadap nilai ekspor nasional hanya sebesar 2,87% yaitu 4,17 miliar USD, dimana pangsa terbesar adalah udang (38), disusul tuna-cod-cakalang (14), cumi-cumi-gurita ( 8), kepiting (7%), rumput laut (4%) dan lainnya 29% (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2016).

Melimpahnya potensi yang belum dimanfaatkan tentu membuka peluang pengembangan sektor perikanan untuk mengoptimalkan kinerja ekspor. Salah satu contoh kuatnya potensi nilai ekspor sektor perikanan adalah dari usaha budidaya udang yang merupakan penyumbang ekspor perikanan terbesar.

Jika kami memperkirakan bahwa bisnis udang vaname mencakup sekitar 500.000 hektar dengan produktivitas rata-rata 40 ton/ha/tahun, maka 20 juta ton udang dapat diproduksi setiap tahunnya.

Perencanaan Pembangunan Sektor Kelautan Dan Perikanan Sebagai Pilar Ekonomi Nasional

Dengan harga rata-rata USD 5/kg udang tambak, produksi dapat mencapai USD 100 miliar/tahun. Jika hanya setengahnya diekspor, kita menghasilkan devisa USD 50 miliar per tahun di atas CPO (USD 20,34 miliar), bahan bakar mineral (USD 24,60 miliar), minyak dan minyak, dan nilai ekspor komoditas unggulan selama ini. Gas ($17,40 miliar) (Departemen Perdagangan, 2018).

Upaya ini memerlukan dukungan seluruh dunia usaha untuk berkoordinasi dengan pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat lainnya.

Dalam hal ini, setidaknya beberapa langkah strategis harus diambil. Pertama, memperkuat struktur sektor perikanan nasional yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Klaster sektor perikanan percontohan harus diperkuat secara sistematis dan dievaluasi secara terukur untuk menciptakan mekanisme perdagangan yang adil antara fasilitas produksi, nelayan/petani, industri pengolahan dan penyedia pasar.

Kkp Ajak Insinyur Berpartisipasi Majukan Sektor Kelautan Dan Perikanan Wawainews.id

Kedua, meningkatkan daya saing produk perikanan nasional melalui sertifikasi mutu sesuai standar internasional. Pemerintah harus mengintervensi pelaksanaan sertifikasi agar dapat segera dilaksanakan dari industri hulu hingga hilir.

Ketiga, memberdayakan sumber daya manusia di seluruh bagian usaha perikanan melalui pendidikan, pelatihan, konsultasi dan pengawasan agar mampu bersaing secara global.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, perlu menghidupkan kembali dan membangun sentra-sentra baru untuk pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan pengawasan, terutama di lokasi-lokasi sentra produksi ikan.

Keempat, peningkatan investasi yang signifikan dan berkelanjutan, sejalan dengan efisiensi produksi dan kelestarian lingkungan. Pembinaan yang dapat dilaksanakan dengan pembiayaan pinjaman bank sesuai dengan kekhasan budidaya ikan, kemudahan investasi bagi investor dalam dan luar negeri, dan penggunaan dana tender.

Diskusi Pembangkitan Sektor Kelautan Dan Perikanan: Perkuat Komunikasi Capai Kelestarian Dan Kesejahteraan

Kelima, meningkatkan diplomasi intensif dengan negara mitra pengekspor perikanan Indonesia untuk mengurangi hambatan perdagangan seperti beban tarif dan non tarif dibandingkan dengan banyak negara pesaing.

Keenam, percepatan pembangunan infrastruktur yang dapat memenuhi keberlanjutan industri perikanan di sentra-sentra produksi perikanan, seperti listrik, air bersih, jalan, telekomunikasi, pelabuhan, bandara, dan lain-lain.

Ketujuh, menciptakan lingkungan usaha perikanan yang sehat dan kondusif (keuangan, perbankan, moneter, perizinan, keamanan, stabilitas politik, kepastian hukum dan keadilan dan lain-lain).

Melalui beberapa langkah strategis tersebut di atas, sektor perikanan diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspornya secara signifikan dan menjadi andalan ekspor Indonesia. Selanjutnya, menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan, menyediakan lapangan kerja yang signifikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pencapaian ekonomi kelautan yang berkelanjutan merupakan komitmen pemerintah Indonesia yang akan diupayakan mulai saat ini. Komitmen ini terus berkembang mengingat laut merupakan kawasan yang memberikan banyak manfaat bagi manusia.

Generasi Muda Kunci Keberhasilan Indonesia Berjaya Di Bidang Maritim

Meski masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai ekonomi maritim yang berkelanjutan, Indonesia bertekad untuk tidak menyerah. Karena laut memberi kehidupan dan penghidupan bagi sebagian besar penduduk, terutama di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Szarif Widjaja, Kepala Badan Penelitian dan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (BSDM KP KKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (BSDM KP KKP), mengatakan bahwa lautan telah membawa banyak manfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, dan terus berlanjut. lakukan hari ini.

“Laut menggerakkan perekonomian melalui perikanan, transportasi, energi dan pariwisata yang merupakan bagian dari budaya, tradisi dan jati diri Indonesia sebagai bangsa maritim,” ujarnya baru-baru ini di Jakarta.

Peran penting laut sangat penting tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi warga bumi lainnya di berbagai negara. Lautan menutupi sekitar 70 persen dari total permukaan Bumi dan membentuk hingga 90 persen dari biosfer Bumi.

Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

Dengan segala manfaatnya, tidak ada salahnya jika masyarakat harus menunjukkan rasa terima kasihnya kepada laut. Selain itu, lautan juga menyediakan oksigen, makanan, dan pemicu iklim bagi manusia dan organisme lainnya.

Pada 2015, The Global Institute yang terdiri dari dua institusi, Australia Global Institute dan University of Queensland, merilis hasil studi mereka tentang kekayaan lautan dunia. Akibatnya, kekayaan maritim global telah mencapai $24 triliun.

Sedangkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan global terhadap PDB mencapai USD 2,5 triliun setiap tahunnya. Hasil pengujian tersebut menegaskan bahwa potensi lautan dunia sangat besar dan masih dapat dikembangkan.

Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) memperkirakan jumlah tersebut akan mencapai US$70-170 miliar pada tahun 2020, khususnya terkait potensi sektor kelautan dan perikanan Indonesia.

Pemerintah Dorong Peningkatan Sektor Pangan Dan Pertanian Untuk Kesejahteraan Masyarakat Indonesia

Namun, untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada dan sekaligus berkembang sesuai dengan prinsip ekonomi berkelanjutan, diperlukan kerjasama yang kuat antar instansi, organisasi dan seluruh pemangku kepentingan.

Oleh karena itu, cita-cita Indonesia untuk membangun ekonomi maritim yang berkelanjutan diwujudkan secara bertahap mulai dari sekarang. Pada saat yang sama, keinginan untuk melestarikan ekosistem laut dan pesisir juga terwujud.

Indonesia tak kalah kaya dengan perikanan yang masih memiliki potensi besar, jelas Sarif. Peluang ini tidak lain datang dari ekosistem mangrove (

) di perairan Indonesia. Riset mereka mengungkapkan bahwa lamun Indonesia memiliki potensi 7,4 megaton per tahun dan bernilai US$11 juta.

Potensi Ekonominya Besar, Ini 6 Poin Refleksi Dan Proyeksi Ioji Untuk Laut Ri

Nelayan suku Bajo di desa Gorantalo (Torosiaje, Kabupaten Pohuato) di pesisir Teluk Tomini memanfaatkan mangrove untuk menangkap ikan. Foto: Cristopel Paino/ Indonesia

Selain potensi ekosistem laut dan pesisir, Syarif mengungkapkan ekonomi kelautan yang berkelanjutan sangat dipengaruhi oleh seluruh kegiatan ekonomi di wilayah laut dan pesisir.

Ia mengatakan, kegiatan Illegal, Unreported and Unregulated (IUUF) fishing saat ini menjadi ancaman konstan dan dapat menghambat upaya untuk menciptakan ekonomi kelautan yang berkelanjutan.

Ancaman lain yang kurang serius juga adalah kejahatan yang dilakukan di laut yang sangat sulit ditanggulangi, sampah laut, penangkapan ikan berlebihan dan fenomena alam yang saat ini mengancam dunia yaitu perubahan iklim.

Mewujudkan Kedaulatan Maritim Indonesia Halaman 1

Untuk menghadapi tantangan dan permasalahan saat ini, diperlukan kerjasama yang kuat diantara negara-negara di dunia, terutama diantara negara-negara yang tergabung dalam High Level Panel on Sustainable Ocean Management.

Menurut Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), perempuan nelayan menyumbang lebih dari 60 persen perekonomian keluarga. Foto: Falahi Mubarok/ Indonesia

Agar lima bidang prioritas ini dapat bekerja di Indonesia, diperlukan sinkronisasi dengan program-program yang dikelola KKP. Namun, menuju sinkronisasi membutuhkan dukungan internasional untuk kegiatan komersial plasma nutfah, salah satunya benih lobster murni (BBL).

Selanjutnya, Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 71 yang meliputi Laut Banda dan sekitarnya sebagai kawasan larang ambil (

Awal Pendanaan Biru Semakin Dekat

Sinkronisasi kemudian implementasi paritas

Hadi

Seorang penulis artikel blog yang berbakat dengan kecintaan yang mendalam terhadap dunia tulis-menulis. Dilahirkan dan dibesarkan di kota kecil di Indonesia, Hadi menemukan hasratnya dalam menulis sejak usia muda.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar