Lagu Ondel-ondel Awalnya Bertujuan Untuk

Lagu Ondel-ondel Awalnya Bertujuan Untuk – Siapa yang tidak tahu Ondel-Ondel? Sepasang boneka raksasa setinggi 2,5 meter menghiasi gedung atau kantor pemerintahan di ibu kota. Tokoh-tokoh mereka juga hadir pada hari-hari besar, pesta rakyat dan terutama pada perayaan ulang tahun kota Jakarta.

Sebagai permainan rakyat, ondel-ondel sering diiringi oleh tanjidor atau orkestra desa yang terdiri dari beberapa alat musik seperti gendang tepak, gendang kempult, gong, kenongkemong, krekek, terompet, bas dan sukong. Namun ada juga seniman yang memadukannya dengan alat musik modern. Pertunjukan ondel-ondel biasanya diiringi dengan pertunjukan pencak silat dalam negeri.

Lagu Ondel-ondel Awalnya Bertujuan Untuk

Ondel-Ondel mengenakan pakaian adat tradisional dengan warna-warna cerah. Bagian depan bodi memiliki lubang kecil untuk pemain melihat keluar. Dengan demikian, ondel-ondel tidak kehilangan arah dan dapat berayun mengikuti irama serta melakukan gerakan tubuh melingkar (ngibing) yang cepat.

Setu Babakan, Oasis Budaya Betawi Di Metropolitan Jakarta

Belum jelas kapan Ondel-Ondel muncul dalam kehidupan masyarakat pribumi. Menurut banyak orang, Ondel-Ondel awalnya bernama Barongan dan dianggap sebagai lambang desa Danian. Pada saat sakit, mereka melakukan ritual membawa topi keliling desa untuk mengusir bala dan mencari keselamatan. Sebelum pengundian dilakukan proses penghilangan asap (Yukup) agar prosesi berjalan dengan lancar.

“Barongan sudah menjadi simbol nenek moyang penjaga desa. Karena tugas suci barongan untuk menjaga desa dan menghilangkan segala persoalan, maka barongan harus terlihat berwibawa dan menakutkan,” ujar Mita Purbasari Wahidiyat dalam “Ondel-Ondel”. Ruang Negosiasi Budaya Bagi Masyarakat Asli, Disertasi Institut Seni Yogyakarta 2019.

Karena fungsinya sebagai penguat, pembuatan ondel-ondel seringkali melalui ritual tertentu. Sebelum proses produksi, para perajin mempersembahkan berbagai bingkisan berupa kemenyan, kembang tujuh jenis dan bubur maro. Tujuannya agar produk ondel-ondel berjalan dengan lancar dan ruh yang ada di dalam mainan tersebut adalah ruh yang baik.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan bahwa “ondel-ondel terus digunakan dalam ritual semacam itu hingga tahun 1980-an. Namun setelah itu, ketika fungsi ondel-ondel berubah, ritual tersebut mulai ditinggalkan.”

Volume 25: Olah Raga Ini Pakai Mata Hati

Suku asli yang tinggal di Jakarta juga tidak luput dari pengaruh luar. Bahkan asal muasal budaya dalam negeri pun berasal dari berbagai suku dan bangsa, seperti Jawa, Sudan, Ambon, Portugis, Tionghoa bahkan Arab. Barongan Betawi adalah salah satunya.

Mita Purbasari Wahidiyat menyebutkan kesamaan antara barong asli dan barong Bali. Pengaruh Bali terlihat pada cat muka, hiasan motif bunga kelapa dan pakaian yang berwarna-warni. Ada juga pengaruh dari tarian barongsai Cina. Hal ini terlihat dengan penggunaan teknik gerak, alat musik dan petasan membuat suasana semakin hidup.

Pengaruh negara-negara lain didokumentasikan dalam The Portugis Wind Flower in the Island karya Paramita Rahayu Abdurakman: Jejak Budaya Portugis di Indonesia. Menurutnya, penyebaran ondel ondel di Indonesia mirip dengan festival boneka di Portugal. Wayang diiringi oleh kelompok musik (tangadores) dalam prosesi keagamaan, yang memainkan berbagai alat musik seperti gendang Turki (besar), gendang berukuran sedang (pandor), seruling dan berbagai tangga nada.

“Wayang-wayang ini berpakaian berbeda dan persis seperti Ondel Ondel tradisional kuno, dan mereka menari mengikuti irama musik Tanjidor,” kata Paramita. Baik Tanjidor maupun Ondel-Ondel kemudian menjadi khazanah budaya dalam negeri.

Mengenal Kebudayaan Betawi

Pastinya, keberadaan boneka raksasa ini sudah banyak diketahui oleh para pedagang Eropa. Menurut peta budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (dari Madikbud), seorang pedagang Inggris bernama W. Scott menyebutkan bahwa Ondel Ondel sudah ada pada tahun 1605.

Nama Ondel-Ondel diyakini mulai populer pada tahun 1970-an ketika Benjamin Sub menyanyikan lagu “Ondel-Ondel”. Sejak saat itu, kata Ondel-Ondel menggantikan Baronga.

Perubahan fungsi ondel-ondel juga terjadi. Ondel-ondel mulai muncul dalam bentuk seni panggung dan perhiasan setelah Gubernur Ali Sadikin menetapkan ondel-ondel sebagai ikon Jakarta. Wajah Ondel-Ondel yang awalnya seram dan misterius, menjadi manis dan ramah. Upacara merokok selesai. Ondel-ondel mulai menghiasi gedung-gedung atau kantor-kantor pemerintahan di Jakarta.

Pengaruh Islam mempengaruhi pakaian ondel-ondel. Misalnya tangan ondel laki-laki tidak selalu berbentuk seperti mahkota melainkan menyerupai tengkorak. Pita dan dasi warna-warni dikenakan di leher (squash) dan diganti dengan penutup kotak yang dililitkan di bagian belakang gaun.

Informasika Kel3 Pages 1 13

Mita Purbasari Wahidiyat menuturkan, “Penggunaan asesoris zucchini dengan sabuk kotak-kotak ini mengingatkan pada penampilan pemuda Tani dan master pencak silat Tanah Air Si Pitung.”

Ondel-ondel biasanya terbuat dari kayu, bisa berupa kapas, kapuk, sempaka, kenanga atau ramtan, dengan badan dongdang – sejenis kandang ayam yang terbuat dari bambu. Diameter tubuh Ondel-Ondel mencapai 1,5 meter dan tingginya bisa mencapai 4 meter.

Wajah Ondel-Ondel terbagi menjadi dua. Wajah pria itu merah. Karena fungsi utamanya adalah untuk menakuti setan atau roh jahat. Wajah seorang wanita berwarna putih, yang menunjukkan sifat keibuannya yang lembut. Namun, banyak yang percaya bahwa warna merah dan putih dipilih untuk melambangkan bendera nasional Indonesia; Merah berarti memiliki semangat juang dan berani, putih melambangkan kesucian. Ondel-Ondel merupakan budaya dan citra kota Jakarta yang tidak dapat dipisahkan dari adat istiadat dalam negeri. Boneka raksasa ini mulai populer saat mendiang Benjamin Sub menggubah lagu Ondel-Ondel.

Bagi warga Jakarta mengenal ondel-ondel sebagai kesenian daerah. Ondel-Ondel dapat ditemukan di banyak jalan, gedung, hotel, restoran atau tempat, terutama pada hari-hari libur tertentu. Bagaimana sejarah, bentuk dan makna ondel-ondel?

Pertama Kali, Festifal Ta’ Bhuta An Di Arjasa Berlangsung Meriah

Ada banyak versi yang berbeda tentang asal usul Ondel-Ondel, namun tidak ada informasi pasti tentang siapa yang menciptakannya dan kapan dibuatnya. Berikut beberapa sejarah Ondel Ondel di Jakarta seperti dilansir dari website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut sejarah, Ondel-Ondel disebutkan sudah ada sebelum tahun 1600 Masehi. Deskripsi ini ditulis oleh seorang pedagang Inggris bernama W. Scott dalam catatan perjalanannya. Dalam memoarnya, Scott mengaku melihat tradisi unik pada wayang raksasa yang ditampilkan masyarakat Sunda Kelapa saat upacara adat. Meski namanya tidak disebutkan, diyakini jenisnya mirip dengan Ondel-Ondel.

Ada lagi buku perjalanan tentang Ondel-Ondel yang ditulis oleh E.R. Scidmore dari Amerika Serikat. Scidmore adalah turis di Jawa. Ia tinggal lama di Batavia pada akhir abad ke-19.

Sedangkan menurut cerita turun-temurun para tetua keluarga, Ondel-Ondel sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka. Upacara inisiasi telah dibayar. Upacara pendaftaran dilakukan untuk menangkal wabah yang menyerang desa atau hantu yang berkeliaran di daerah tersebut.

Asal Mula Lagu Ondel

Saat ini ondel-ondel sering digunakan untuk menggairahkan pesta rakyat, pernikahan atau untuk menerima tamu-tamu terkenal, misalnya pada saat peresmian gedung yang baru dibangun.

Ondel-Ondel berbentuk boneka raksasa yang terbuat dari bambu dan dihias dengan pakaian dan aksesoris mirip manusia. Dalam pertunjukannya, boneka ini biasanya digerakkan oleh orang dalam, karena bobotnya yang sangat berat.

Umumnya boneka ondel-ondel dibuat sebagai sepasang pengantin dengan pakaian yang indah. Laki-laki Ondel-Ondel dicat merah, melambangkan semangat dan keberanian. Ondel-ondel perempuan kulit putih berarti kesucian dan kebaikan.

Ondel-ondel memiliki tinggi 2,5 meter dan lebar 80 sentimeter, sehingga beratnya biasanya 20-25 kg. Mainan ini terbuat dari bambu yang dilapisi, sehingga mudah dibawa. Kepala terdiri dari topeng yang terbuat dari ijuk sebagai rambut atau hiasan kepala runcing khas Malaysia yang disebut bunga kelapa.

Bukan Untuk Mengamen, Ternyata Ini Fungsi Utama Ondel Ondel, Lalu Apa?

Baju ondel-ondel untuk pria biasanya berwarna gelap, sedangkan untuk wanita memakai warna lebih terang dengan motif polos atau bunga, dan sama-sama memakai baju hiu.

Pertunjukan ondel-ondel biasanya diiringi oleh kesenian lain. Selain itu, alat musik yang biasa dibawakan adalah tanjido, gambang kromong, rebana, gendang pencak dan lain-lain.

Budaya yang diwariskan secara turun-temurun ini mengandung simbol dan makna yang dalam. Topeng ondel-ondel laki-laki berwarna merah menandakan bahwa laki-laki harus berani dan berani, sedangkan topeng perempuan harus menjaga kesucian.

Bunga kelapa di atas kepala Ondel-Ondel memiliki arti kekuatan. Pohon kelapa memiliki akar yang kuat sehingga dapat digunakan oleh seluruh bagian tubuh. Ondel-Ondel memiliki nama pasangan yaitu Kobar untuk anak laki-laki dan Bora untuk anak perempuan. Kobar melambangkan mata pencaharian masyarakat di dunia ini dan Bora adalah simbol kehidupan setelah kematian dan manusia harus selalu berbuat baik dan mengingat Tuhan.

Sejarah Ondel Ondel, Boneka Khas Betawi Yang Jadi Ikon Jakarta

Beberapa jenis ondel-ondel buruk dengan rambut gimbal dan anjing. Ini untuk menakut-nakuti roh jahat agar tidak mengganggu orang dengan wajah raksasa yang menakutkan. Selain itu, banyak pengorbanan dan upacara dilakukan sebelum pertunjukan Ondel-Ondel untuk mengusir roh jahat dan filosofi kehidupan.

Pertunjukan ondel-ondel saat ini sangat sedikit karena generasi modern lebih menyukai hiburan seperti film atau band. Namun di Jakarta Anda masih bisa menemukan ondel-ondel baik untuk hiburan, pesta, atau sekedar jalan-jalan. Di pulau itu, ada tradisi yang berkaitan dengan alkohol di berbagai tempat. Kalau Bali punya Danau, Jakarta punya Ondel-Ondel, Ponorogo punya Reog, lalu Jember Ta Buta An Tradition. Meski memiliki dasar sejarah yang panjang, kesenian Tha Buta An masih belum begitu populer.

Sore itu, Jumat, 25 Agustus 2017, hawa dingin tak mampu mengalahkan hangatnya keramaian di Lapangan Arjasa. Orang-orang dari segala usia berbaur untuk menikmati hiburan yang ditawarkan. Awalnya mereka tampak bersemangat menikmati Ta Buta An Dance, pertunjukan matahari terbenam yang diasosiasikan dengan entitas misterius tersebut.

“Alhamdulillah sukses. Ini pertama kalinya seluruh Sanggar Ta’ Buta An di Jumbar dihadirkan serentak. Dan kami menyelenggarakannya sendiri,” kata Ahmed Ismanto, Ketua Panitia Koordinasi Ta’ Buta. Perayaan.

Ondel Ondel, Asal Usul, Dan Makna Kebudayaan Khas Betawi

Ismanto tentu saja lega. Untuk pertama kalinya, sebelas sanggar Tha Buta An tampil bersama di festival khusus warga. Perayaan juga diadakan di berbagai tugu peringatan kemerdekaan.

Ta’ Buta An, dari budaya masyarakat Madura, secara kasar diterjemahkan menjadi setan atau setan dalam bahasa Indonesia. Dalam praktiknya, banyak orang berpakaian seperti topeng setan dan menari mengikuti musik tradisional. Tapi sekarang musiknya gratis dan bisa diciptakan dengan musik modern, kata Ismanto.

Meski bukan kesenian Tha Buta, Ismanto adalah penduduk asli Arjasa dan terpaksa melindungi kesenian ini. Alhasil, ia bersama banyak rekannya berinisiatif mengumpulkan seluruh sanggar Tha Buta An di sekitar Arjasa.

Kemudian sebelas studio dirakit

Lkpd Plbj Ondel Ondel Worksheet

Tinggalkan komentar