Apakah Terdapat Konsep Puncak Kebudayaan

Apakah Terdapat Konsep Puncak Kebudayaan – Suka buku ini? Anda dapat menerbitkan buku Anda secara online secara gratis dalam hitungan menit! Buat buku flip Anda

Hadi

Apakah Terdapat Konsep Puncak Kebudayaan – Suka buku ini? Anda dapat menerbitkan buku Anda secara online secara gratis dalam hitungan menit! Buat buku flip Anda sendiri

Chairunnisa Adhisty X MM1 “Karakteristik Budaya Indonesia Setiap Daerah Indonesia” SMK 1 Barunawati Disusun Oleh : Nama : Chairunnisa Adhisty Kelas : X MM1 Sumber : id.wikipedia.org Jakarta, 29 Juli 2020

Apakah Terdapat Konsep Puncak Kebudayaan

Chairunnisa Adhisty X MM1 Budaya Indonesia Budaya Indonesia adalah semua budaya Indonesia, budaya lokal dan budaya asing yang ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. budaya Arab, India, dan Eropa. Kebudayaan nasional Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai ciri khas bangsa. Pengertian kebudayaan nasional menurut TAP MPR No. II tahun 1998, yaitu: “Kebudayaan nasional yang berdasarkan pancasila merupakan perwujudan hasil cipta, karsa, dan karsa bangsa Indonesia dan meliputi segala usaha bangsa Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabatnya. sebagai bangsa dan dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan makna pembangunan nasional dalam segala bidang kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pembangunan nasional adalah pembangunan budaya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Makna dan Puncak Kebudayaan Purbakala dan Asli bagi Masyarakat Pendukung, Semarang: P&K, 199″ Kebudayaan Nasional dalam Ki Hajar Dewantara -Tinda kebudayaan ada di Dewantara. Kutipan Pernyataan ini berkaitan dengan pengertian persatuan, yaitu terus menerus dikuatkan sehingga monogami dirasakan lebih dari keberagaman. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional dan bahasa nasional. Pengertian yang diberikan Koentjaraningrat bersumber dari pernyataan beliau: “yang paling representatif dan baik kualitas setiap bangsa apapun asal usulnya, asalkan dapat mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itu adalah budaya nasional Pernyataan ini merujuk pada puncak budaya daerah dan budaya etnik yang dapat dibanggakan oleh bangsa Indonesia, apabila disajikan sebagai perwakilan dari identitas kolektif Nunus Supriadi, “Budaya daerah dan n budaya nasional” Deklarasi yang tertulis di GBHN merupakan implementasi dari Pasal 32 UUD 1945 Tahun 1945. Saat ini, kebudayaan Indonesia mempertanyakan keberadaan budaya daerah dan budaya nasional yang terkait dengan menghapus tiga kalimat pernyataan dari Pasal 32 dan munculnya ayat baru. Mereka meragukan bahwa pembagian berdasarkan budaya daerah mungkin terjadi jika batas-batas budaya nasional tidak jelas.

Bangun Indonesia Emas Dengan Sdm Berkarakter

Chairunnisa Adhisty X MM1 Sebelum diamandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi budaya daerah dan budaya nasional. Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan kuno dan primitif yang ada di daerah-daerah sekitar Indonesia, sedangkan kebudayaan bangsa sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah pada kedudukannya yang berarti bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur-unsur pemersatu bangsa Indonesia yang sudah sadar dan telah mengalami penyebaran secara nasional. Di dalamnya terkandung unsur budaya nasional dan unsur budaya asing, serta unsur inovasi atau hasil penemuan bangsa. Bentuk-bentuk kebudayaan daerah di Indonesia Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Setiap daerah memiliki karakteristik budaya yang berbeda. Berikut beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya: 1. Rumah adat Berikut ini adalah daftar rumah adat yang ada di Indonesia:  Aceh: a. Tanah air Aceh b. Rumah Krong Bade  Sumatera Utara : a. Rumah Batak Toba b. rumah bolon c. Omo Hada (Nias) d. Rumah Panggung (Melayu dan Pesisir) e. Siwaluh Jabu (Karo)  Sumatera Barat a. Rumah Gadang b. Uma (Mentawai)  Sumatera Selatan  Riau: a. Selaso jatuh kembar b. Lontiok Kepulauan Riau: a. Rumah Belah Bubung  Jambi: a. Rumah panggungb. rumah Betiang  Bangka Belitung: a. A. Joglo (Jawa Tengah dan Jawa Timur) a. Rumah Lima b. Rumah Ulu  Lampung: a. sekarang hilang b. Nuwou Balak c. Pelan-pelan Balak d. Pesagi Lambat e. Nuwo Lunik

Chairunnisa adhisty x mm1  joglo: a.anan lanjhang (madura)  Bali: a. Titik-titik Candi Gapura  Nusa Tenggara Barat: a. Rumah di Loka Samawa (Lombok)  Nusa Tenggara Timur: a.lopo b.sao atau mosa lakitana c. Rumah Musalaki  Kalimantan Barat: a. Rumah Panjang  Kalimantan Selatan: a. Tanah Air Banjar  Kalimantan Tengah: a. Rumah Betang  Kalimantan Timur: a. Rumah Lamin  Kalimantan Utara : a. Rumah Baloy Sulawesi Selatan: a. Bola Soba (Tulang Bugi) b. Balla Lompoa (Makassar Gowa) c. Tongkonan (Tana Toraja)  Maluku:  Maluku f b a. . Sasadu. B. Laikas  Sulawesi Utara: a. Rumah Bolaang Mongondow  Sulawesi Tengah: a.Souraja b. tradisi turun temurun yang dilakukan secara teratur dan teratur, sesuai adat istiadat masyarakat, berupa rangkaian permohonan sebagai ungkapan rasa syukur. Selain itu, upacara adat merupakan perwujudan sistem kepercayaan masyarakat, yang bernilai universal, bernilai sakral, sakral, religius, dilakukan secara turun-temurun, dan telah menjadi kekayaan nasional. Unsur-unsur upacara adat meliputi: tempat upacara, waktu pelaksanaan, benda/perlengkapan upacara dan pelaku yang menjadi pemimpin dan peserta upacara.

Chairunnisa Adhisty X MM1 Jenis-jenis upacara adat di Indonesia adalah: upacara kelahiran, perkawinan, kematian, kematian, pemujaan, penahbisan kepala suku dan sebagainya. Beberapa kegiatan masyarakat adat adalah: 1. Sumatera 1. Peucicap di Aceh 2. Peusijuek dapu di Aceh 3. Peutron Aneuk di Aceh 4. Serak gulo di Sumatera Utara 5. Tabuik di Sumatera Barat 6. Balimau di Sumatera Barat Sumatera dan Lampung 7. Makan Bajamba di Sumbar 8. Cuci Tanah di Kepri 9. Wisata Malaysia Mandi di Kepri 10. Ratif Bareng di Kepri 11. Gosip Segar di Kepri 12. Belangiran di Lampung 13 Ngumdibay Lawok. Gawi di Lampung 15 Ngambabekha di Lampung 2 Jawa 1 Wayang Kulit 2 Seren taun di Jawa Barat 3 Mitoni, Tedak siti, ruwatan, kenduri, greogentralen di Purwopaten, Jawa Tengah 5 Dugderan Semarang 6 Kasodo Tengger 7. Seblang Osing 3. Kalimantan A. Kalimantan Barat 1. Gawai Dayak Dayak 2. Robo-Robo Mempawah B Kalteng 1. Tiwah mas Dayak Ngaju C. Kalimantan Selatan 1. Baayun Banjar Community 2. Badudus Banjar Community 3. Bapapai Banjar Community 4.Aruh Baharin Dayak community

Chairunnisa Adhisty X MM1 5. Mapanretasi Komunitas Bugis Pagatan 6. MacComement Komunitas Kotabaru Kalimantan Selatan D. Kalimantan Timur 1. Irau di Kutai Kartanegara 4. Sulawesi 1. Mapasilaga Tedong Toraja Trib Bali 2. Nelu 3 Bulan di Bali Sumba á Pulau Sumba 6. Maluku 1. Kololi kie di Maluku Utara 2. Pukul Besen di Maluku 3. Abdau di Maluku 4. Buka Sasi Lompat di Maluku 7 Papua 1. Barapen atau Bake Stone di Papua 2. Sanepen di Biak 3. Aksara pulau adalah jenis manch aksara atau aksara yang digunakan di Indonesia untuk menulis bahasa tertentu daerah tertentu, meskipun untuk saat ini penggunaannya sudah tergantikan dengan abjad latin. 1. Aksara Bali untuk menulis bahasa Bali. 2. Aksara Batak untuk menulis bahasa Batak. 3. Aksara Jawa (Hanacaraka) untuk menulis bahasa Jawa. 4. Aksara Jawi untuk tulisan bahasa melayu dan rumpunnya. 5. Aksara Kaganga untuk menulis bahasa Rejang. 6. Aksara Lampung untuk menulis bahasa Lampung. 7. Aksara Lontara untuk penulisan bahasa Bima, Bugis, Luwu, Makassar dan Mandar. 8. Aksara Pegon untuk tulisan Jawa dan Sunda. 9. Aksara Sunda untuk tulisan bahasa Sunda. 4. Teater dan drama Pandawa dan Kresna dalam adegan pementasan wayang wong.

Ensiklopedia Budaya Di Indonesia

Chairunnisa Adhisty X MM1 Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teater Teater Nusantara adalah tontonan yang dipentaskan di depan umum. Ada banyak jenis teater di Indonesia, berikut adalah jenis teater Indonesia: 1. Arja (Bali) 2. Bakaba (Sumatera Barat) 3. Calonang (Bali) 4. Drama Gong (Bali) 5. Dulmuluk (Sumatera Selatan) 6. Warahan (Lampung) 7. Gambuh (Bali) 8. Janger (Jawa Timur, Bali) 9. Kecak (Bali) 10. Kemidi rudat (NTT) 11. Ketoprak (Jawa Tengah) 12. Komedi Bangsawan (Sumatra, Jawa) 13. Komedi Stambul (sudah meninggal) 14. Kondobuleng (Sulawesi Selatan) 15. Lenong (DKI Jakarta) 16. Lenong denes 17. Raket Lenong 18. Longser (Jawa Barat) 19. Ludruk (Jawa Timur) 20. Makyong (Riau) Sumatera Utara) 21. Mamanda (Kalimantan Selatan) 22. Mendu (Kepulauan Riau) 23. Oprak alang (Jawa Tengah Utara) 24. Randai (Sumatera Barat) 25. Reog (Jawa Timur ) 26. Drama (Jawa Barat) 27.( Bali) 28. Sendratari Ramayana (Yogyakarta, Bali) 29. Srandul (Jawa Tengah) 30. Banjet Topeng (Jawa Barat) 31. Ubrug (Banten) 32. Wayang Bangsawan (Kepulauan Riau) 33. Teater Wayang (Jawa Barat) ) 34 Kulit Wayang (Jawa) 35. Wayang Orang (Jawa Tengah) 36. Wa yang potehi (Jawa Tengah) 37. wayang gras (Jawa Tengah) 38. wayang topeng (Jawa Timur) Pada masa Hindia Belanda, Stambul, teater komedi pernah populer. Teater Ini adalah bentuk seni pertunjukan teater sekitar yang lahir untuk memberikan hiburan bagi masyarakat. Bahkan, teater keliling ini mirip dengan teater Eropa saat ini, seperti pertunjukan sirkus. Komedi Stambul meninggal pada tahun 1891. Secara umum, pementasannya diambil dari cerita Melayu, Arab, Persia, India, Gujarati, Eropa dan opera. Seiring berjalannya waktu, drama modern dengan gaya akting yang berbeda berkembang di Indonesia. Perusahaan teater, tari dan teater terkemuka seperti Theatre, Comma mendapatkan popularitas di Indonesia karena lakon mereka sering menggambarkan sindiran sosial dan politik masyarakat Indonesia. 5. Tarian Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keragaman suku dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: terbukti dari akar budaya masyarakat Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh budaya yang berbeda dari negara tetangga Asia, bahkan pengaruh Barat yang diserap oleh penjajahan. Bangsa manapun

Chairunnisa Adhisty X MM1 dari Indonesia memiliki tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi lama tari dan drama dipertahankan di berbagai sanggar dan sekolah tari, yang dilindungi oleh kastel atau akademi seni dengan sponsor publik. Untuk tujuan klasifikasi, seni tari di Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa kategori. Dalam kategori sejarah, tarian Indonesia dapat dibagi menjadi tiga periode: periode kesukuan prasejarah, periode Hindu-Buddha, dan periode Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat dibagi menjadi dua kelompok, Hallard (Hallard) yang dikenakan oleh kaum bangsawan, dan tarian rakyat yang tumbuh dari masyarakat biasa. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia terbagi menjadi dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer. 6. Lagu daerah atau musik daerah atau lagu daerah adalah lagu atau musik yang berasal dari daerah tertentu dan populer dinyanyikan baik oleh masyarakat daerah tersebut maupun oleh masyarakat lain. Pada umumnya pengarang lagu daerah ini alias noname sudah tidak dikenal lagi. Lagu kebangsaan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat daerah. Lagu daerah biasanya memiliki lirik yang sesuai dengan bahasa daerah tertentu, seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku. Artikel utama: Daftar lagu rakyat Indonesia. Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu daerah atau lagu patriotik yang dijadikan lagu motivasi para pejuang pada masa perang kemerdekaan. Perbedaan antara lagu kebangsaan dan lagu kebangsaan adalah bahwa lagu kebangsaan secara resmi disebut sebagai lambang suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan sebagian besar merupakan satu-satunya lagu kebangsaan resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Hebat yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman. 7. Musik. Identitas musik Indonesia muncul ketika peradaban Zaman Perunggu pada abad ketiga dan kedua SM bermigrasi ke nusantara. Musik tradisional suku Indonesia biasanya menggunakan alat musik perkusi terutama gendang dan gong. Beberapa telah berkembang menjadi musik yang kompleks dan beragam, seperti sasando gambus dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali.Musik di Indonesia sangat beragam karena suku bangsa yang beragam di Indonesia. sehingga semua 17.508 pulau memiliki budaya dan seni mereka sendiri. Indonesia memiliki ribuan gaya musik, terkadang diikuti dengan tarian dan panggung. Musik tradisional favorit adalah gamelan, angklung dan keroncong sedangkan musik modern adalah pop dan dangdut. 8. Seni Pertunjukan Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan kegiatan individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Berikut adalah macam-macam seni pertunjukan di Indonesia: 1. Banjet (Jawa Barat bagian utara) 2. Barongan (hampir semua daerah)

Chairunnisa Adhisty X MM1 3. Barongsai (daerah yang banyak komunitas Tionghoanya) 4. Burokan (Jawa Barat) 5. Drama Gong (Bali) 6. Gambuh (Bali) 7. Hadrah (Pulau Jawa) 8. Hudoq (Kalimantan Timur) ) 9 . Kecak (Bali) 10. Kethoprak (Jawa Tengah) 11. Kuda lumping (Pulau Jawa) 12. Lengger (Jawa Tengah) 13. Lengguk (Jawa Tengah) 14. Lenong (DKI Jakarta) 15. Liang Liong (Jawa Tengah, Jawa ) 16. Ludruk (Jawa Timur) 17. Makyong (Riau) 18. Mamanda (Kalimantan) 19. Ondel-ondel (DKI Jakarta) 20. Oprak alang (Jawa Tengah Utara) 21. Jilid Gambus (hampir di seluruh wilayah) 22 Randai (Sumatera Barat) 23 Reog (Jawa Timur) 24 Ronggeng Deli (Sumatera Utara) 25 Rudat (Jawa Barat) 26 Saman (Aceh) 27 Sanghyang (Bali) 28 Seblang (Jawa Timur) 29. Sendratari Ramayana (Yogyakarta, Bali) 30 Sintren (Jawa Tengah) 31. Srandul (Jawa Tengah) 32. Tanjidor (DKI Jakarta) 33. Tarling (Jawa Barat) 34. Wayang Ease (Kepulauan Riau) 35. Wayang Golek (Jawa Barat) 36. Boneka Kulit (Pulau Jawa) 37. Wayang Orang (Jawa Tengah) 38. Boneka Potehi (Jawa Tengah) 39. Wayang Rumput (Jawa Tengah) 40. Boneka Topeng (Jawa Timur) 41. Zapin (Pulau Kalimantan) 9. Menggambar dan melukis seni Indonesia sebelum abad ke-19 terbatas sic h terutama untuk seni dekoratif t, dipandang sebagai aktivitas religius dan spiritual, sebanding dengan seni Eropa sebelum tahun 1400. Nama seniman kemudian tidak disebutkan namanya karena pencipta manusia dianggap jauh lebih penting daripada ciptaan mereka, dalam menghormati dewa atau roh. Beberapa contohnya adalah seni dekoratif Kenya berdasarkan motif alam endemik seperti pakis dan burung enggang, yang biasanya ditemukan di dinding rumah panjang Kenya untuk tujuan estetika. Kesenian tradisional lain yang terkenal adalah ukiran kayu Toraja yang berbentuk geometris. Seni lukis Bali pada awalnya merupakan gambar naratif untuk menggambarkan adegan-adegan dari cerita rakyat Bali dan kitab suci Hindu. Lukisan klasik Bali sering menghiasi manuskrip lontar dan galeri pura dan tempat pemujaan. Di bawah pengaruh pemerintah kolonial Belanda, seni lukis murni muncul pada abad ke-19, beralih ke seni lukis gaya Barat. Di Belanda, istilah “lukisan Indonesia” digunakan untuk lukisan yang dibuat oleh seniman Belanda atau seniman asing lainnya yang tinggal dan bekerja di bekas Hindia Belanda. Pelukis pribumi Indonesia yang paling terkenal pada abad ke-19 adalah Raden Saleh (1807–1877), seniman pribumi berdarah Arab yang pertama kali belajar di Eropa. Seninya sangat dipengaruhi oleh Romantisisme. Walter Spies menetap di Bali pada tahun 1920 dan sering dianggap menarik perhatian budaya Barat

Chairunnisa Adhisty X MM1 budaya dan seni Bali. Karyanya telah mempengaruhi seniman dan pelukis di Bali. Kini Bali memiliki salah satu tradisi seni lukis yang paling jernih dan kaya di Indonesia. Tahun 1920-an hingga 1940-an merupakan periode kebangkitan nasionalisme di Indonesia. Pada periode sebelumnya, gerakan Romantik tidak dilihat sebagai gerakan Indonesia murni dan tidak berkembang. Pelukis mulai mengambil inspirasi dari alam. Beberapa contoh pelukis Indonesia adalah Ida Good Made dari Bali dan Basuki Abdullah yang realis. Pada periode ini, Persatuan Pelukis Indonesia (Persatuan Ahli Gambar Indonesia atau PERSAGI, 1938–1942) didirikan. PERSAGI mendefinisikan filsafat seni rupa kontemporer yang memandang karya seni sebagai ungkapan pandangan individu atau pribadi seniman serta ungkapan gagasan dalam budaya bangsa. Sejak tahun 1940-an, seniman mulai menggabungkan teknik Barat dengan citra dan budaya Asia Tenggara. Pelukis-pelukis yang berakar pada gerakan revolusi Perang Dunia II dan periode pasca perang muncul pada periode ini, seperti Sudjojono, Affandi, dan Hendra. Elemen baru ditambahkan pada 1960-an ketika Abstrak Ekspresionisme dan seni Islam diserap oleh komunitas seni. Pada periode ini pula, muncul kelompok-kelompok pelukis yang lebih peduli dengan realitas masyarakat Indonesia dan terinspirasi oleh isu-isu sosial seperti kesenjangan antara kaya dan miskin, polusi dan penggundulan hutan. Etnisitas Indonesia ditekankan oleh para pelukis dengan gaya dokumenter realistik ini. Selama periode Soekarno, seni yang diterima secara sosial dipromosikan secara terbuka, tetapi setelah tahun 1965 popularitasnya menurun karena dugaan kecenderungan komunis. Tiga universitas seni yang menawarkan pendidikan formal yang komprehensif di bidang seni adalah Institut Teknologi Bandung yang didirikan pada tahun 1947; Akademi Seni Rupa Indonesia (ASI) atau ASRI, sekarang dikenal sebagai ISI, di Yogyakarta diresmikan pada tahun 1950; dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dibuka pada tahun 1970. 10. Patung a. Jawa : Patung Buto b. Bali: Garuda Wisnu Kencana c. PNG Sari (India)  Sumatera Barat (Minang): -Anak -Daro -Marapulai -Baju -Minang Roki -Baju Pantry Utama -Baju Bundo Kanduang  Riau dan Jambi (SongKur dan itu):

Wakil Bupati Trenggalek Tinjau Penyaluran Bansos Pangan Bpnt

Chairunnisa Adhisty X MM1 – Kkebaya Laboh – Musang – Belanga Telukan  Riau Islands (Melayu) – KERUNG KEREKEKEKEKAUDAH Belitung ‐Kain Cual, Paksian dan Sungkon Sumatera Selatan: ‐Songket ‐Aesan Gede ‐ Lampung ‐Siger: ‐Tapis ‐Siger ‐Bulan ‐Kikat /Tanjak ‐Tumpal/Songket ‐Ketupung ‐bay Koko dan Caping ‐Kebaya Encim/HwaKun and Flower Goyang ‐Punjabi (India)  Jawa: ‐Batik ‐Beskap dan ‐Blangkon ‐Kebaya ‐P ‐es (Madura) ‐Kebaya ‐ Rancong ‐ (Madura) ‐ Bali: ‐Kemben ‐ Kancrik ‐Kain Gringsing  Nusa Tenggara ‐Timur: ‐Tenun ‐Tenun ‐Baju ‐Beti‐/‐Taimuti‐/‐Taimuti‐ • Kalimantan Barat ‐Sasirangan ‐Laung ‐Kalimantan Timur ‐ Sarung ‐Samarinda ‐ Sulawesi Utara ‐ (Minahasa) ‐Wuyang ‐Pasalongan ‐Rinegetan ‐Kurai ‐Baju ‐Banjang ‐Baju ‐Ikan ‐Duko � � ����� Toraja) ‐Kalando ‐Limanan Limanan Sulawesi Selatan (Bugis / Makassar): -Baju Bodo -Jas, tertutup -Baju La’bu -Maluku -Pakaian Cele -Papua: -Manawou -Koteka/Holim, Yokal dan Sali (suku Dani) Pummi dan Tok (Asm di suku) )  Papua Barat: ‐Ewer 12. Seni akustik

Chairunnisa Adhisty X MM1 1. Jawa, Sunda: Sinden 2. Sumatera Utara: Talibun 3. Gorontalo: Dicil 4. Kepulauan Riau: Ghazal, Kompang 5. Kalimantan Tengah: Karungut 13. Sastra Indonesia Sastra adalah istilah yang mencakup berbagai karya sastra meliputi Asia Tenggara. Istilah “Indonesia” sendiri memiliki arti yang sangat relevan dengan geografi dan sejarah politik kawasan tersebut. Sastra Indonesia sendiri bisa merujuk pada sastra yang tercipta di wilayah kepulauan Indonesia. Salah satu turunannya juga sering disebut dalam kesusastraan Indonesia. Dengan pengertian yang kedua, sastra ini juga dapat diartikan sebagai sastra yang muncul di wilayah Melayu (selain Indonesia, ada juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei) serta orang Melayu yang tinggal di Singapura. 14. Masakan Masakan Indonesia mencerminkan keragaman budaya dan tradisi yang berasal dari nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan umumnya menempati tempat penting dalam budaya nasional Indonesia, dan hampir semua masakan Indonesia kaya akan rempah-rempah seperti kemiri. , kacang tanah, cabai, kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren, diikuti dengan cara memasak menurut bahan dan tradisi serta adat istiadat, juga dipengaruhi oleh perdagangan yang berasal dari India, Cina, Timur Tengah dan Eropa (khususnya Belanda ) dipengaruhi oleh Portugis dan Spanyol). Pada dasarnya, tidak ada satu “masakan Indonesia”, tetapi beragam masakan daerah, yang bercirikan budaya lokal Indonesia dan pengaruh asing. Misalnya nasi yang diolah menjadi nasi putih, belah ketupat, atau lontong merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, namun untuk bagian timur, jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar juga lebih umum digunakan. Bentuk penyajian landscape yang umum pada sebagian besar masakan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk berupa daging, ikan atau sayuran di sisi piring. 15. Film Indonesia Awal Film pertama yang dibuat untuk pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 berjudul Loetoeng Kasaroeng, disutradarai oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih India

Chairunnisa Adhisty X MM1 Belanda, merupakan koloni Kerajaan Belanda. Film ini dibuat di Bandung oleh Perusahaan Film Jawa NV dengan bantuan aktor lokal dan ditayangkan pertama kali pada tanggal 31 Desember 1926 di Elite and Majestic Theatre, Bandung. Perfilman Indonesia Sendiri Memiliki Sejarah Yang Panjang Dan Sempat Menjadi Raja di Negara Sendiri Pada Tahun 1980-an Ketika Film Indonesia Merajai Bioskop Bioskop Lokal. Film- film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lainnya. Bintang-bintang muda yang bantam pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, Desy Ratnasari. Selain film-film komersial, juga banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan atakanatuan di mana-mana yang bergud Pasir Berbisik yang Dian Hdine Petdanodimetaki SastrowardoidiChristdengan. Selain itu ada juga film yang diperankan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang gehidung anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena kisah dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali ewajang film Indonesia. Festival Film Indonesia juga diadakan kembali pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun. 16.Agama dan Filsafat Islam adalah agama mayoritas di Indonesia, dengan hampir 88% orang Indonesia menyatakan muslim menurut sensus tahun 2000 yang menjadikan Indonesia sebagai negara berpenduduk Majorit Muslim terbesar di dunia. “Penduduk Muslim terbesar” Populasi lainnya adalah 9% Kristen (yang kira-kira dua pertiga adalah Protestan dengan sisanya terutama Katolik), 2% Hindu, dan 1% Buddha. Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia, ketuhan bahwa pada sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kongres Kebudayaan Indonesia Bangsa Indonesia telah memiliki semangat untuk memajukan kebudayaan dari zaman kolonial Hindia Belanda. Semangat itu tergambar dari penyelengraan Kongres Kebudayaan Indonesia. Dari waktu ke waktu, Kongres Kebudayaan Indonesia dilaksanakan untuk menjawab peran kebudayaan terhadap perkembangan zamannya. A. Masa Kolonial Kongres Kebudayaan Indonesia pertama kali dilaksanakan pada tahun 1909. Halini tidak lepas dari mulai tumbuhnya kalangan pelajar dan mengemukakan gagasan tentang “Teddy”. Bahkan pada tahun 1909 kongres ini masih kental dengan budaya Jawa, tetapi mulai terlihat semangat baru untuk memajukan kebudayaan sendiri di tengah kolonialisme. Kongres pertama ini juga menghasilkan Java Institute, yang selanjatnya

Chairunnisa Adhisty X MM1 Banyak Bepartisipasi Dalam Penyeleng Garaan Berbagai Kongres Kebudayaan Pada Masa Kolonial. Java Institut telah melaksanakan enam kongres kebudayaan yaitu pada tahun 1919, 1921, 1924, 1926, 1929 dan 1937. Pada tahun 1919, topik Utama masih berorientasi pada huskawajars kebudyabangsaan os kebudyaan kebudyaan Pada kongres tahun 1921, topik yang diangkat adalah musik pendidikan dan sejarah kepada para siswa bumiputra khusosnya kebudayaan Sunda. Kongres yang diselenggarakan di Kota Bandung ini juga memiliki topik terkait kesenian asing. Masaitu, peserta mengajukan tiga sikap dalam menanggapi kesenian asing. Pertama, membangun budaya lama dan membangun budaya baru. Sanghe yang kedua, adalah budaya lama yang dipelihara. Terakhir, budaya baru disesuaikan dengan budaya lama. Para peserta kongres menguk sikap yang ketiga. Kongres pada tahun-tahun selanjatnya mengangkat topik akan dijelaskan secara berurutan. Pada tahun 1924, perhatian pada kebudayaan daerah dalam penyelengraan Pendidikan. Pada tahun 1926, Bahasa, bumi dan suku bangsa Jawa timur. Pada tahun 1929, pengajaran filsafat timur dan sastra dalam dunia Pendidikan. Pada tahun 1937 adalah mengangkat perhatian yang besar terhadap kebudayaan Bali. B. Masa Kemerdekaan Setelah Indonesia Merdeka sampai tahun 1960, telah dilaksanakan 5 kali kongres Kebudayaan. Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:  Kongres Kebudayaan I pada 1948, mengangkat topik upaya seniman, cendekiawan dan budayawan untuk meletakkan dasar pembangunan bangsabudaya yang berwawas;  Kongres Kebudayaan II tahun 1951, mengangkat topik usaha pemecahan di bidang seperti hak pengarang/hak cipta, perkembangan kesusastraan, kritik seni, sensor film dan organisasi kebudayaan;  Kongres Kebudayaan III Tahun 1954, mengangkat topik Pendidikan Kebudayaan bagi kaum pelajaran, masyarakat kota, buruh dan tani;  Kongres Kebudayaan IV tahun 1957, mengangkat topik kebudayaan dan arsitektur;  Kongres Kebudayaan V tahun 1960, mengangkat topik kebudayaan dan ekonomi. C. Masa Pemerinthan Presidenen Soeharto Dan Reformasi Ada Jeda Yang Panjang Selama Lebih Dari Tiga Puluh Tahun Baru Kongres Kebudayaan Vi Dilaksanakan Kembali Pada 1991. Penjelasan Secara -Singkat -Memkat -Memkat -Memkat -Memkat -Memka -Baga -Memka -Baga -Memka. penyaringan dan pengbangan; kebudayaan nasional, kini dan masa depan;

Karakteristik Tugas Manajamen Puncak Dalam Pendidikan Islam

Hadi

Seorang penulis artikel blog yang berbakat dengan kecintaan yang mendalam terhadap dunia tulis-menulis. Dilahirkan dan dibesarkan di kota kecil di Indonesia, Hadi menemukan hasratnya dalam menulis sejak usia muda.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar