5 Teori Masuknya Islam Ke Indonesia

5 Teori Masuknya Islam Ke Indonesia – Ada berbagai teori tentang masuknya Islam ke Indonesia, antara lain teori Gujarat, teori Arab, teori Persia, dan teori Cina.

Ada beberapa teori tentang masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Islam masuk ke Nusantara melalui perjalanan panjang dan dibawa oleh umat Islam dari berbagai belahan dunia. Kini Indonesia menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

5 Teori Masuknya Islam Ke Indonesia

Menurut beberapa teori yang ada, pendidikan Islam masuk ke Indonesia melalui orang-orang dari berbagai suku. Beberapa dari mereka datang ke pulau untuk bertindak selama pengabaran. Ada juga ulama atau ahli agama yang datang ke nusantara untuk mentransmisikan ajaran Islam.

Dakwah Islam Di Nusantara Dan Asal Usul Muhammadiyah

Selain pembahasan dan perdebatan yang mengikutinya, empat teori mengenai kedatangan Islam di Indonesia adalah teori India (Gujarat), teori Arab (Mekah), teori Persia (Iran) dan teori Cina. .

Teori Masuknya Islam ke Indonesia: Teori India (Gujarat) oleh G.W.J. Drewes yang kemudian digambar oleh Snouck Hugronje, J. Pijnapel, W.F. Sutterheim, J.P. Moket, hingga Sucepto Verjosoparto meyakini bahwa Islam dibawa ke kepulauan itu oleh para pedagang dari Gujarat, India pada abad ke-13.

Pedagang dari Gujarat datang melalui Selat Malaka dan menjalin kontak dengan penduduk lokal di bagian barat pulau yang kemudian melahirkan Kerajaan Samudra Pasay, kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Bagian yang mendukung teori ini adalah ditemukannya makam Malik Salih yang bernomor 1297. Nama asli Malik Saleh sebelum masuk Islam adalah Marah Saleh. Beliau adalah pendiri dinasti Samudera Pasay di Aceh.

Pondok Pesantren Tertua Di Indonesia, Sejarah Dan Pendirinya

(2009) oleh Oka Tajandrasmita, gaya makam Sultan Malik al-Salih mirip dengan gaya makam di Gujarat. Selain itu, hubungan perdagangan antara pulau-pulau dan India telah lama terjalin

Makam lain ditemukan di pantai utara Sumatera pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 27 September 1428 M. Mausoleum ini memiliki makam serupa di Cambay, Gujarat, dan juga merupakan nisan Maulana Malik Ibrahim, salah satu Wali Sanga yang meninggal pada tahun 1987. 1419

Seperti namanya, teori Gujarat mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Gujarat, Indonesia dimulai pada abad ketujuh atau ketiga belas Masehi. Gujarat terletak di sebelah barat India dan di sebelah Laut Arab.

J. Pijnapel, seorang sarjana Belanda dari Universitas Leiden, adalah orang pertama yang mengemukakan teori ini pada abad ke-19. Menurut Pejnapel, orang Arab yang tergabung dalam mazhab Syafi’i tinggal di Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriah (abad ketujuh). Namun, yang menyebarkan Islam di Indonesia, menurut Pejnapel, bukanlah orang Arab secara langsung, melainkan pedagang dari Gujarat yang masuk Islam dan berdagang ke dunia timur, termasuk pulau-pulau.

Pdf) Teori Teori Kedatangan Islam Di Indonesia

Belakangan, dalam perkembangannya, pandangan Pejnapel diadaptasi dan dipopulerkan oleh orientalis terkemuka Belanda, Snook Hurgunje. Menurutnya, ini termasuk di dalam

Orang Gujarati memiliki hubungan perdagangan yang lebih terbuka dengan Indonesia daripada para pedagang Arab. Menurut Hargunji, kedatangan bangsa Arab terjadi di kemudian hari. Orang-orang Arab yang datang ini kebanyakan dari keturunan Nabi Muhammad SAW yang menggunakan gelar “Sayyid” atau “Sharif” di depan namanya.

Selain Hargunji, pada tahun 1912 adalah J.P. Muqta mendukung teori Gujarat dengan bukti dari makam Sultan Malik al-Salih yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831/1297 M di Pasay, Asia.

Menurut Mokota, batu nisan di Pasay dan makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki motif serupa di Kambi di Gujarat.

Sejarah Islam Di Indonesia: 3 Sumber Sejarah Yang Harus Anda Ketahui

Mukweta akhirnya menyimpulkan bahwa batu nisan tersebut didatangkan dari Gujarat, atau paling tidak oleh orang Gujarati atau orang Indonesia yang pernah mempelajari kaligrafi Gujarati. Alasan lainnya adalah kesamaan dengan mazhab Syafi’i yang dianut oleh masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia.

Pandangan Mocquita mendapat dukungan dari sarjana lain seperti: Kern, Winstedt, Bousquet, Wellick, Gonda, Schreik dan Hall. Mereka sependapat dengan Muqit, dalam hal Gujarat sebagai asal muasal Islam di kepulauan itu, dengan beberapa tambahan tentunya.

Namun, teori Gujarat tidak lepas dari kritik. Argumen Mockett, misalnya, ditentang oleh S.Q. Fatimah. Ia berpendapat bahwa pengaitan semua makam Pasi, termasuk makam Maulana Malik-ul-Saleh, dengan Gujarat adalah salah.

(2009), penampakan dan penampakan makam Malik La Saleh sama sekali berbeda dengan makam dan makam lain yang ditemukan di Gujarat. Fatimi meyakini bentuk dan bentuk batu kubur tersebut mirip dengan yang ditemukan di Benggala. Karena itu, Fatimi menyimpulkan, hampir dipastikan semua makam itu berasal dari Benggala.

Teori Masuknya Islam Di Indonesia, Mana Yang Paling Kuat?

Teori Arab (Mekkah) Teori lain tentang masuknya Islam ke Indonesia diyakini berasal dari Timur Tengah, tepatnya Arab. Doktrin J.C. Van Lever, Anthony H. Johns, T.W. Arnold, kepada Abdul Malik Karim Amrullah atau Boya Hamka.

Bukti yang dikemukakan Hamka adalah sebuah manuskrip kuno dari Tiongkok yang menyebutkan bahwa sekelompok orang Arab bermukim di pantai barat Sumatera pada tahun 625. Di daerah yang dulunya berada di bawah kendali dinasti Sriwijaya, terdapat sebuah makam kuno bernama Syaikh. Rukn al-Din juga meninggal pada tahun 672 M.

Teori dan bukti yang dikemukakan Hamka didasarkan pada T.W. Arnold yang mengindikasikan bahwa para pedagang Arab sangat dominan dalam kegiatan perdagangan pulau-pulau tersebut.

Beberapa pedagang Arab ini kemudian menikah dengan penduduk setempat dan membentuk komunitas Muslim. Mereka kemudian bersama-sama melakukan kegiatan dakwah Islam di berbagai wilayah pulau.

Teori Masuknya Islam Ke Indonesia Beserta Pengaruhnya

Teori Persia (Iran) Teori bahwa ajaran Islam menyebar di kepulauan Persia (atau wilayah yang kemudian menjadi negara Iran) pada abad ke-13 M didukung oleh Umar Amir Hussain dan Hussain Jahidingrit.

Menulis dalam Argumen Abdur Rahman Masno melalui Seleksi-Modifikasi dalam Penerimaan: Antropologi Hukum Islam di Indonesia (2016), Djajdengrat berpendapat bahwa tradisi dan budaya Islam di Indonesia mirip dengan yang ada di Persia.

Contohnya adalah seni kaligrafi yang dipahat pada batu nisan Islam di pulau-pulau tersebut. Ada juga budaya

Namun, ajaran Islam yang berasal dari Persia kemungkinan besar adalah Syi’ah. Kemiripan antara ritual-ritual ini mirip dengan ritual Syiah di Persia yang sekarang merujuk ke Iran. Teori ini sangat lemah karena mayoritas umat Islam di Indonesia adalah Sunni.

Bunyi Teori Gujarat, Persia, Mekah Tentang Masuknya Islam Ke Indonesia

Teori Cina Penyebaran Islam di Indonesia juga diduga berasal dari Cina. Ajaran Islam berkembang di Cina pada masa Kerajaan Tang (618-905 M) di bawah Khalifah Madinah Utsman Bin Affan, yang muncul melalui kekhalifahan Islam bernama Saad Bin Abi Waqqash. Kanton pernah menjadi pusat misionaris Muslim China.

Dia mengatakan bahwa kontak pertama antara Muslim Arab dan Cina terjalin pada tahun 713 Masehi. Diyakini bahwa Islam datang ke pulau-pulau itu pada saat yang sama ketika orang Tionghoa bermigrasi ke Asia Tenggara. Mereka memasuki wilayah Pelembang Sumatera bagian selatan pada tahun 879 atau abad ke-9.

Bukti lain adalah setelah runtuhnya Kerajaan Mapahite pada abad ke-13, banyak pendakwah Islam Tionghoa di kerajaan Dimak, kerajaan Islam pertama di Jawa. Beberapa dari mereka sedang bernyanyi.

Ditulis oleh Nana Supreetna, terungkap bahwa Kerajaan Damak didirikan oleh Radin Pata, putra Raja Majapahit dari istri seorang wanita Tionghoa yang masuk Islam. Radin Pata, yang bernama Tionghoa Jin Bin, memimpin Dimak bersama Vali Sango dari tahun 1500 Masehi.

Teori Teori Masuknya Islam Di Nusantara Quiz

DPR Temui PSSI Soal Pembatalan Piala Dunia U-20 di RI Selasa, 04 April 2023 10:09 WIBFajar 04:42 WIB Matahari Terbit WIB 12:07 WIB Asr 15:09 WIB 18:20 Ashar WIB | Selasa 13 Ramadhan 1444 H

REPUBLIKA.CO.ID, jika berbicara Islam di Tatar Sunda, wilayah yang dimaksud adalah wilayah yang saat ini menjadi provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Mengutip Nina Herlina dkk. Sejarah Tatar Sunda Ada banyak teori tentang konversi Tatar Sunda ke Islam. termasuk yang berikut:

Muslim pertama di wilayah Sunda adalah Haji Purwa atau Bratligawa pada tahun 1337. Ia merupakan putra kedua dari Prabhu Guru Pangandiparmartha Jayadvabratha atau Sangha Banesura yang merupakan penguasa kerajaan Galloha saat itu. Dia memilih untuk menjadi pedagang yang berdagang di negara-negara. Setelah menikah dengan wanita muslimah, ia kembali menjadi muslim dan diberi nama Haji Baharuddin.

· Selain Haji Purwa, umat Islam juga diperkenalkan oleh ulama dari Kampa, yang sudah mengenal Islam pada abad ke-11. Di Karita Porwaka Karoban Nagri, juga dikenal sebagai Gunung Pasambangan, para ulama Islam mengunjungi salah satu Syekh Hasanuddin, putra Syekh Yusuf Siddiq, dari Kampa. Syekh Hasanuddin membangun kamar di kafilah Qaro

Post Test Sej 3 Worksheet

· Diterbitkan tahun 1513 M di Indramayu Islam. Laksamana Chang Ho, juga seorang Muslim, juga singgah di kota Muslim Sirban pada abad ke-15 atau ke-16.

Islam-digest – Selasa, 04 April 2023, 08:17 WIB 70.000 orang yang tidak diperhitungkan di hari kiamat ini akan langsung masuk surga ketika ajaran Islam pertama kali masuk ke kepulauan? Dimana dan oleh siapa? Ada banyak versi dan teori.

Berbagai teori tentang kapan dan di mana ajaran Islam masuk ke pulau ini masih menarik untuk dikaji, apalagi mengingat “kajian” dinasti Mujahidin dan materi Gajah sebagai nama muslim Gaj Ahmada. waktu.

Kerajaan Majapahit (bukan kerajaan atau istilah untuk menyebut kerajaan Islam), diyakini mengikuti agama Hindu dan Budha, berdiri pada tahun 1293 M atau akhir abad ke-11 dengan pusat di Jawa Timur (Nicolas) Turling

Perdebatan Dan Ragam Versi Masuknya Islam Ke Nusantara

Setidaknya ada 5 teori tentang masuknya ajaran Islam ke pulau-pulau dan para perawinya serta dari mana asalnya, seperti teori Arab (Timur Tengah), teori Cina, serta teori Gujarati (India) dan Persia. . (Iran) teori, teori laut.

Teori Timur Tengah (7. Beberapa sarjana yang mendukung teori ini adalah J.C. van Leur, Anthony H. Johns, T.W. Arnold, dan Abdul Malik Karim Amrullah atau Boya Hamka.

Boya Hamka menolak ide ini